2.04.2016

Pernikahan Keluarga Kerajaan Mesir Kuno

Pernikahan kerabat. Praktik ini sangat dipengaruhi oleh legenda Osiris dan Isis. Osiris adalah dewa agung dan firaun pertama yang menikahi saudarinya, Isis. Mereka konon datang ke dunia untuk mendidik, memberi peradaban dan mengajari manusia tentang kebijaksanaan dan keagungan para dewa. Menurut legenda tersebut, dengan menikahi saudarinya, Osiris memastikan bahwa sifat dewata dalam diri firaun akan tetap terjaga dan terwariskan ke generasi-generasi berikutnya. Akibatnya, para firaun tidak ragu untuk memperistri kerabat mereka sendiri.
Biasanya, kerabat itu adalah saudari kandung atau tiri. Seqenenre Tao II, Ahmose I, Amenophis I, Tuthmosis I, Tuthmosis IV, Ramses II, Merenptah maupun Siptah memperistri saudari mereka sendiri. Selain saudari sendiri, mereka sebenarnya bisa menikahi kerabat perempuan yang mana pun. Amenophis II bahkan menikahi salah satu putrinya. Demikian pula dengan Akhenaten. Sementara Ramses II menikahi tiga putrinya, Sethos II menikahi bibinya.
Meskipun didasari oleh suatu legenda yang cenderung religius, namun pernikahan tersebut merupakan kontrak sipil di mana di dalamnya suami yang lebih berkuasa. Selain itu, pernikahan penuh cinta seperti Ramses dan Nefertari jarang ada di kalangan penguasa Mesir kuno.
Pernikahan kerabat terus berlanjut sampai dinasti Yunani-Mesir didirikan oleh Ptolomaeus, seorang jenderal Alexander Agung, pada 305 SM. Sampai akhir dinasti tersebut, lumrah bagi para firaun keturunan Ptolomaeus untuk menikahi saudari mereka sendiri dan memerintah berdua.

No comments :

Post a Comment