2.10.2016

Pekerjaan-pekerjaan Menjijikkan Dalam Sejarah

Kadang kita sering melupakan bahwa sesuatu yang merendahkan dan menjijikkan pun hidup di masa lalu. Salah satunya adalah pekerjaan. Ya, pekerjaan yang merendahkan dan menjijikkan. Berikut ini pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Pengumpul Lintah
Sudah cukup buruk untuk menjadi dokter yang memberikan pengobatan dengan lintah. Tetapi ternyata ada orang yang tugasnya mengumpulkan parasit tersebut—tentu pekerjaan ini jauh lebih buruk. Dari abad 15 hingga awal abad 19, permintaan akan lintah yang melambung tinggi di Eropa menyebabkan munculnya sebuah profesi yang menjijikkan: pengumpul lintah. Para pengumpul lintah (kebanyakan wanita) menggunakan metode langsung, yaitu menawarkan diri mereka sebagai umpan hidup. Mereka mengarungi ke kolam berawa sehingga memungkinkan makhluk-makhluk kecil itu untuk menempel di kaki telanjang mereka. Kehilangan darah kadang-kadang memang menjadi masalah, tetapi para pengumpul lintah tidak mungkin untuk mencabut paksa lintah-lintah itu—karena akan merusak gigi makhluk tersebut—sehingga mereka membiarkannya jatuh secara alami
Pembersih Tinja Raja
Meskipun merupakan salah satu pekerjaan yang sangat merendahkan, pembersih kakus raja sebenarnya cukup disegani di zamannya. Pekerjaan ini dibuat ketika Henry VI mendapat kursi tinja baru dengan pispot. Pembersih juga diharapkan untuk membawa lemari pakaian raja setiap saat bersama air, handuk, dan mangkuk untuk mencuci serta terus mencatat makanan raja. Pekerjaaan ini sering diberikan kepada anak-anak bangsawan. Karena selain bisa mendapatkan bayaran yang besar, dengan pekerjaan ini seseorang dapat memperoleh akses paling intim ke raja sendiri. Pekerjaan ini kemudian dihapuskan oleh Raja Edward VII pada tahun 1901.
Pencabut Bulu Ketiak
Obsesi manusia untuk tidak memiliki bulu yang menggangu mungkin merupakan sebuah perkembangan dari zaman Romawi kuno jalan. Memiliki ketiak sehalus marmer alias tanpa bulu juga menjadi idaman kalangan bangsawan Romawi. Pekerjaan seorang pencabut bulu ketiak adalah membersihkan setiap bulu dari ketiak klien. Metodenya termasuk menerapkan ter panas, menggunakan pisau cukur besi atau menutupi pori-pori ketiak dengan racun bubuk ular berbisa dan darah kelelawar agar bulu rontok. Tetapi cara yang paling efektif adalah menggunakan pinset perunggu. Selain harus tidak menimbulkan rasa sakit, pencabut bulu ketiak juga harus kuat menyangga kliennya turun selama proses pencabutan bulu.
Penginjak Wol
Mengubah wol menjadi kain tampaknya seperti sesuatu yang romantis. Tapi tidak demikian adanya. Untuk memecah lemak alami wol dilakukan dengan cara diinjak-injak selama 8 jam penuh dalam ember penuh larutan basa. Pada Abad Pertengahan, larutan alkali tersebut yang tersedia adalah urin basi. Malangnya, si penginjak juga punya kewajiban untuk mengumpulkan urin basi dari peternakan dan rumah-rumah.
Pencuri Mayat
Di Era Pencerahan di abad ke-17, datang rasa ingin tahu yang baru tentang anatomi manusia. Tetapi otopsi menjadi masalah bagi para ilmuwan. Karena banyak orang yang masih percaya pada kebangkitan mayat di akhirat, mayat segar sulit didapat. Di situlah kemudian muncul profesi pencuri mayat. Para penduri mayat pun bisa hidup layak dengan menjual mayat di pasar gelap. Salah satu trik mencuri yang mereka jalankan adalah menggali lubang di ujung kuburan di mana kepala berada, lalu menyeret mayat itu keluar dengan mengikatkan tali di lehernya. Metode lainnya adalah membuat terowongan menuju ke kubur dari jarak jauh.
Pemulung Tinja
Pekerjaan ini dapat ditelusuri kembali ke awal dari sistem kasta di India, yaitu sekitar 3000 tahun silam. Pekerjaan ini dilakukan oleh orang-orang dari sub-kasta tertentu di India, yang berarti bahwa itu adalah pekerjaan seumur hidup mereka. Para pemulung itu bertanggung jawab untuk membersihkan kotoran manusia dari jamban ke jamban. Mereka menggunakan sapu atau piring kaleng, tetapi sering kali mereka hanya menggunakan tangan kosong mereka. Kotoran dikumpulkan dalam keranjang, lalu disunggi untuk meneruskan perjalanan dari jamban ke jamban.

sumber : Michele Debczak

No comments :

Post a Comment