Hari Valentine alias Hari Kasih Sayang tinggal beberapa hari lagi. Hari tersebut biasanya identik dengan cokelat. Bicara mengenai cokelat, pikiran kita langsung akan tertuju pada Belgia. Memang, cokelat Belgia punya kualitas super. Tapi ... soal cokelat, jangan lupakan Mesoamerika. Dari peradaban inilah cokelat berasal.
Cokelat untuk sebagian besar sejarah 4.000 tahun, benar-benar dikonsumsi sebagai minuman pahit. Antropolog telah menemukan bukti bahwa cokelat diproduksi oleh budaya pra-Olmec pada awal 1900 SM. Adalah orang-orang Mesoamerika kuno yang pertama kali membudidayakan tanaman kakao yang ditemukan di hutan hujan tropis Amerika Tengah. Mereka memfermentasi, memanggang dan mengolah biji kakao menjadi pasta yang kemudian dicampur dengan air, vanili, madu, lada dan rempah-rempah lainnya untuk dibikin minuman cokelat berbusa.
Peradaban Olmec, Maya dan Aztec menjadikan cokelat sebagai minuman yang menyegarkan, peningkat mood dan afrodisiak. Bahkan mereka percaya bahwa cokelat memiliki kualitas mistis dan spiritual. Misalnya,bangsa Maya menyembah dewa kakao dan menyimpan cokelat yang diperuntukkan bagi penguasa, prajurit, imam dan bangsawan di upacara sakral.
Ketika suku Aztec mulai mendominasi Mesoamerika di abad ke-14, mereka mendambakan biji kakao yang tidak dapat tumbuh di dataran tinggi kering Meksiko tengah yang menjadi jantung peradaban mereka. Oleh karena itu, suku Aztec melakukan barter dengan suku Maya: pada tahun 1500an, suku Aztec bisa membeli ayam kalkun dari suku Aztec dengan 100 biji kakao. Beberapa catatan juga mengatakan bahwa Kaisar Montezuma biasa minum tiga galon cokelat sehari untuk meningkatkan libidonya.
Pada tahun 1500an, penakluk dari Spanyol, seperti Hernán Cortés, yang mencari emas dan perak di Meksiko, juga memburu cokelat. Meskipun Spanyol mengubahnya menjadi minuman manis dengan gula tebu dan kayu manis, satu hal yang tidak berubah: cokelat masih menjadi simbol kelezatan, kemewahan, kekayaan dan kekuasaan. Cokelat hanya bisa direguk oleh kalangan kerajaan dan elit Spanyol yang mampu mengimpornya.
Spanyol berhasil menjaga rahasia kegurihan cokelat selama hampir satu abad, tetapi ketika putri Raja Spanyol Philip III menikah Raja Perancis Louis XIII pada tahun 1615, ia juga membawa kecintaannya akan cokelat ke Prancis. Popularitas cokelat dengan cepat menyebar ke ranah Eropa lainnya; aristokrat mengkonsumsinya sebagai obat mujarab nan ajaib dengan manfaat menyehatkan. Untuk memuaskan kehausan mereka cokelat, kekuatan Eropa kemudian mendirikan perkebunan kolonial di daerah katulistiwa di seluruh dunia. Ketika penyakit yang dibawa oleh para penjelajah Eropa menghabisi tenaga kerja Mesoamerika, budak Afrika diimpor untuk bekerja di perkebunan-perkebunan cokelat.
Cokelat pun tetap merupakan nektar aristokrat sampai kimiawan Belanda, Coenraad Johannes van Houten, pada tahun 1828 menemukan mesin kakao yang merevolusi pembuatan cokelat. Mesin tersebut bisa mengeluarkan lemak mentega kakao dari biji kakao panggang, menghasilkan kue kering yang bisa ditumbuk menjadi bubuk halus yang bisa dicampur dengan cairan dan bahan-bahan lainnya, lalu dituangkan ke dalam cetakan dan dipadatkan menjadi makanan. Inovasi van Houten memungkinkan cokelat untuk digunakan sebagai bahan penganan dan mengakibatkan biaya produksi cokelat terjangkau secara massal.
Pada tahun 1847, perusahaan cokelat Inggris, J.S. Fry & Sons, menciptakan cokelat batangan pertama mentega kakao, bubuk kakao dan gula. Sementara Rodolphe Lindt pada 1879 menemukan mesin yang menghasilkan cokelat dengan tekstur lembut dan rasa superior. Temuan ini juga memungkinkan produksi cokelat susu krim semacam itu secara missal.
sumber: history & facts about chocolate
Cokelat untuk sebagian besar sejarah 4.000 tahun, benar-benar dikonsumsi sebagai minuman pahit. Antropolog telah menemukan bukti bahwa cokelat diproduksi oleh budaya pra-Olmec pada awal 1900 SM. Adalah orang-orang Mesoamerika kuno yang pertama kali membudidayakan tanaman kakao yang ditemukan di hutan hujan tropis Amerika Tengah. Mereka memfermentasi, memanggang dan mengolah biji kakao menjadi pasta yang kemudian dicampur dengan air, vanili, madu, lada dan rempah-rempah lainnya untuk dibikin minuman cokelat berbusa.
Peradaban Olmec, Maya dan Aztec menjadikan cokelat sebagai minuman yang menyegarkan, peningkat mood dan afrodisiak. Bahkan mereka percaya bahwa cokelat memiliki kualitas mistis dan spiritual. Misalnya,bangsa Maya menyembah dewa kakao dan menyimpan cokelat yang diperuntukkan bagi penguasa, prajurit, imam dan bangsawan di upacara sakral.
Ketika suku Aztec mulai mendominasi Mesoamerika di abad ke-14, mereka mendambakan biji kakao yang tidak dapat tumbuh di dataran tinggi kering Meksiko tengah yang menjadi jantung peradaban mereka. Oleh karena itu, suku Aztec melakukan barter dengan suku Maya: pada tahun 1500an, suku Aztec bisa membeli ayam kalkun dari suku Aztec dengan 100 biji kakao. Beberapa catatan juga mengatakan bahwa Kaisar Montezuma biasa minum tiga galon cokelat sehari untuk meningkatkan libidonya.
Pada tahun 1500an, penakluk dari Spanyol, seperti Hernán Cortés, yang mencari emas dan perak di Meksiko, juga memburu cokelat. Meskipun Spanyol mengubahnya menjadi minuman manis dengan gula tebu dan kayu manis, satu hal yang tidak berubah: cokelat masih menjadi simbol kelezatan, kemewahan, kekayaan dan kekuasaan. Cokelat hanya bisa direguk oleh kalangan kerajaan dan elit Spanyol yang mampu mengimpornya.
Spanyol berhasil menjaga rahasia kegurihan cokelat selama hampir satu abad, tetapi ketika putri Raja Spanyol Philip III menikah Raja Perancis Louis XIII pada tahun 1615, ia juga membawa kecintaannya akan cokelat ke Prancis. Popularitas cokelat dengan cepat menyebar ke ranah Eropa lainnya; aristokrat mengkonsumsinya sebagai obat mujarab nan ajaib dengan manfaat menyehatkan. Untuk memuaskan kehausan mereka cokelat, kekuatan Eropa kemudian mendirikan perkebunan kolonial di daerah katulistiwa di seluruh dunia. Ketika penyakit yang dibawa oleh para penjelajah Eropa menghabisi tenaga kerja Mesoamerika, budak Afrika diimpor untuk bekerja di perkebunan-perkebunan cokelat.
Cokelat pun tetap merupakan nektar aristokrat sampai kimiawan Belanda, Coenraad Johannes van Houten, pada tahun 1828 menemukan mesin kakao yang merevolusi pembuatan cokelat. Mesin tersebut bisa mengeluarkan lemak mentega kakao dari biji kakao panggang, menghasilkan kue kering yang bisa ditumbuk menjadi bubuk halus yang bisa dicampur dengan cairan dan bahan-bahan lainnya, lalu dituangkan ke dalam cetakan dan dipadatkan menjadi makanan. Inovasi van Houten memungkinkan cokelat untuk digunakan sebagai bahan penganan dan mengakibatkan biaya produksi cokelat terjangkau secara massal.
Pada tahun 1847, perusahaan cokelat Inggris, J.S. Fry & Sons, menciptakan cokelat batangan pertama mentega kakao, bubuk kakao dan gula. Sementara Rodolphe Lindt pada 1879 menemukan mesin yang menghasilkan cokelat dengan tekstur lembut dan rasa superior. Temuan ini juga memungkinkan produksi cokelat susu krim semacam itu secara missal.
sumber: history & facts about chocolate
No comments :
Post a Comment