10.24.2012

Kisah Di Balik Rempah-rempah

Di sini akan diceritakan sejumput sejarah. Ya, sejumput sejarah tentang beberapa bumbu atau rempah-rempah yang sehari-hari menemani dan memanjakan lidah kita. Selain asal-usul, pun ada cerita masa lalu yang menarik di balik bumbu-bumbu itu.
Lada
Karena bisa membuat pemakannya berkeringat, maka pendahulu-pendahulu kita juga menggunakan rempah jenis ini sebagai obat. Orang Cina, misalnya, menggunakannya untuk mengobati malaria, kolera, dan disentri, sementara biarawan India menggunakannya sebagai semacam penyangga tenaga: mereka menelan sejumlah kecil lada dengan harapan akan membantu mereka bertahan hidup melalui trek panjang di pedesaan. Kemudian, lada juga begitu berharga di mana rempah ini digunakan selama berabad-abad di Eropa untuk membayar sewa dan pajak. Yang luar biasa, saking berharganya, dalam satu kasus digunakan sebagai tebusan: Attila the Hun dikatakan telah menuntut sekitar 3.000 pon lada pada tahun 408 M sebagai syarat penghentian perampokan atas kota Roma.
Garam
Inilah bumbu paling berharga dalam sejarah, terutama karena melakukan pekerjaan yang baik sebagai pengawet makanan sebelum lemari es ditemukan. Garam yang tambang di Chehr Abad, Iran, juga menjadi saksi atas kemampuannya mengawetkan jasad manusia. Empat "Pria Garam" telah ditemukan di sana di mana dua dari mereka diperkirakan bertanggal sejauh 650 SM. Tetapi, garam sudah dikenal jauh sebelumnya. Di Cina, sebuah tulisan risalah farmakologi berusia 4.700 tahun, Peng Tzao Kan Mu, menyebutkan lebih dari 40 jenis garam. Dan, sepotong cerita rakyat Cina yang mungkin telah ada sejak zaman Peng Tzao Kan Mu menceritakan sebuah kisah tentang bagaimana phoenix pertama kali membawa garam pada seorang petani rendahan yang kemudian secara tak sengaja dibunuh oleh kaisar temperamental sebelum orang-orang menyadari nilai dari apa yang telah ditemukannya.
Kayu Manis
Meskipun berasal dari Sri Lanka alias, kayu manis telah menjadi sensasi global selama ribuan tahun. Ini pertama kali muncul dalam tulisan-tulisan Cina bertanggal ke 2800 SM (disebut sebagai kwai). Orang-orang Mesir Kuno menggunakannya sebagai bahan untuk membalsem mayat. Selain itu, tentu saja, aromanya yang hangat dan sifat antibakterinya membuat kayu manis juga dijadikan bumbu masak yang populer. Sementara Bangsa Romawi menggunakannya untuk alasan medis dan sentimental. Menurut Pliny the Elder nilai kayu manis adalah lima belas kali berat perak. Dan, Nero menyuplai kayu manis selama setahun penuh sebagai bentuk apologia karena membunuh istrinya. Pala
Sebagaiman kayu manis, yang satu ini juga merupakan bumbu populer sejak zaman Pliny the Elder yang menulis tentang tanaman unik ini: Pala adalah benih tanaman dengan bunga yang terbuat dari penutup berdaging sekitar benihnya. Aroma khas pala membuatnya menjadi populer secara konsisten sepanjang zaman, Kaisar Henry VI konon menyelimuti jalanan Roma dengan aroma pala dalam perayaan hari penobatannya. Meski sebagian besar pala dunia sekarang berasal dari pulau kecil Karibia di Grenada, tapi penduduk setempat belum mengenal pala sampai pelaut Inggris membawanya pada awal 1800an. Pala sendiri berasal dari Hindia Timur.
Jahe
Ada banyak perdebatan mengenai apakah Marco Polo membawa pulang pasta dari perjalanan ke China, tapi satu hal yang pasti: ia membawa pulang jahe. Jahe, sesuatu yang hampir tidak dikenal di Barat kemudian sangat populer di Kekaisaran Romawi. Marco Polo memiperkenalkan jahei sebagai sebuah kemewahan yang langka dan tetap seperti itu selama berabad-abad. Bahkan, Ratu Elizabeth tercatat sebagai penggemar jahe dan beberapa sejarawan menduga bahwa ia mungkin telah menciptakan kue manusia jahe.
Lobak
3.500 tahun lalu manusia telah menggunakannya. Mereka telah menggunakannya untuk mengobati rematik hingga tuberkulosis, dari sakit pinggang hingga hingga libido rendah. Hippocrates menulis tentang hal itu bersama dengan 400 obat pedas lainnya yang direkomendasikan dan peramal di Delphi adalah penggemar beratnya. Ia juga mengatakan bahwa Apollo menyatakan, "Berat lobak setara dengan timbal, perak dan emas." Lobak menyebar di seluruh Eropa dan Skandinavia dan pada 1600-an menjadi makanan pokok orang-orang Inggris yang memakannya bersama daging sapi dan tiram.
referensi

No comments :

Post a Comment