12.13.2011

Mumi Hewan-hewan Mesir Kuno

Mesir abad VII SM bukan sebuah tempat yang nyaman bagi para hewan, seperti kucing ataupun anjing. Peternakan hewan merupakan sebuah industri besar yang tidak menghasilkan hewan peliharaan, tetapi menyediakan hewan untuk dibunuh dan dimumikan.
Ketika hewan di alam liar mulai berkurang, program pemuliaan secara ekstensif dikembangkan di kuil dan desa-desa sekitarnya. Program tersebut dimulai sejak 3.000 SM dan mencapai puncaknya pada 650 SM hingga 200 SM di mana ketika itu industri mumifikasi meningkat pesat.
Orang-orang Mesir kuno percaya jika hewan memegang posisi unik di akhirat. Menurut para Egyptologist, mumi hewan-hewan itu menemani jasad orang-orang mati, mewakili dewa dan diterima dengan baik sebagai persembahan oleh para dewa. Suatu kehormatan besar bagi hewan-hewan yang terlibat di mana mereka dibiakkan untuk tujuan yang lebih tinggi dan akan menghabiskan kekekalan dengan para dewa.
Antusiasme terhadap penyembelihan telah memberikan kontribusi atas kepunahan hewan di Mesir, setidaknya satu spesies burung. Populasi ibis suci dan elang mengalami penurunan.
“Lebih mudah untuk menyebutkan hewan yang tidak dimumikan,” kata Selima Ikram, seorang profesor di American University, yang membantu pameran mumi terbesar di Smithsonian Institution's National Museum of Natural History, Washington DC. “Sejauh yang kita tahu, tidak ada mumi babi ataupun kuda nil dan saya pikir itu saja karena hampir setiap makhluk telah dimumikan.”
Menurut kurator pameran, Melinda Zeder, mumifikasi mewakili budaya kehidupan, bukan kematian. “Orang-orang Mesir kuno tidak terobsesi pada kematian. Mereka terobsesi pada kehidupan,” katanya. "Dan semua yang mereka lakukan untuk mempersiapkan mumifikasi benar-benar melihat kehidupan setelah kematian. Para imam akan mengorbankan hewan untuk Anda, memumikannya dan menempatkannya di sebuah katakombe atas nama Anda. Jadi ini adalah cara untuk memperoleh performa yang baik di mata Tuhan.”
Hewan lain yang bernasib kurang baik adalah babon. Ketika tidak ada yang tersisa, Mesir kuno memproduksi babon persembahan palsu yang sekilas tampak asli. Tetapi, CT scan dapat mengungkap kepalsuan.
Sementara banyak binatang dibiakkan secara khusus untuk dibunuh, yang lain disembah sebagai dewa. Museum ini memiliki mumi banteng langka yang dipandang sebagai manifestasi Dewa Re. Oleh karena itu, hewan ini hidup dalam kemewahan: dipijat dan diarak melalui kerumunan para memujanya, sementara imam mempelajari gerakan dan mencoba menangkap pesan dari para dewa. Setelah meninggal karena usia tua, banteng itu akan dimumikan, ditempatkan dalam sebuah sarkofagus besar dan dimasukkan ke dalam katakombe.
referensi

No comments :

Post a Comment