Abad XIII merupakan abad penuh gejolak. Perang Salib, invasi Jenghis Khan, penjelajahan Marco Polo yang mengarah ke timur. Di tengah-tengah semua itu, sekelompok orang di Kenya mulai membangun pemukiman yang bertahan selama tiga ratus tahun.
Pembangunan Gedi membalikkan banyak persepsi tentang Afrika sebelum kedatangan orang Eropa. Gedi adalah salah satu harta: sebuah metropolis menakjubkan yang berlokasi di jantung rimba Sokoke Arabuko, enam puluh mil dari Mombassa, kota terbesar kedua di Kenya. Sebuah istana, sejumlah rumah batu berukuran besar dan sebuah tempat ibadah ada di sana.
Pembangunan Gedi membalikkan banyak persepsi tentang Afrika sebelum kedatangan orang Eropa. Gedi adalah salah satu harta: sebuah metropolis menakjubkan yang berlokasi di jantung rimba Sokoke Arabuko, enam puluh mil dari Mombassa, kota terbesar kedua di Kenya. Sebuah istana, sejumlah rumah batu berukuran besar dan sebuah tempat ibadah ada di sana.
Gedi atau Gede adalah situs penuh teka-teki di mana arkeologis dan sejarawan masih bertanya-tanya tentang siapa yang membangun dan mengapa mereka pergi. Sekarang, misteri tersebut membeku bersama reruntuhan bangunan yang konon dilindungi oleh roh-roh itu. Mereka, yang namanya tersembunyi dari sejarah, dapat dikatakan sebagai sebuah komunitas terampil yang melakukan kontak perdagangan dengan dunia luar.
Situs Gedi digali selama sepuluh tahun sejak 1948. Selain benda-benda khas Afrika, para arkeolog juga menemukan manik-manik dari Venesia, gunting buatan Spanyol, koin dan sebuah vas Ming dari Cina serta sebuah lampu dari India. Benda-benda itu diperdagangkan di pasar global. Yang menarik, ditemukan pula lempengan batu bertuliskan huruf Arab yang disinyalir sebagai salah satu bukti penting tentang keberadaan Gedi. Menurut tanggal yang tertera pada lempengan batu tersebut, Gedi berdiri pada tahun 802 H.
Tempat tinggal batu itu tampaknya tidak dibangun hanya untuk orang-orang Gedia kebanyakan. Namun, kamar mandi indoor dengan cekungan overhead untuk menyiram toilet, sistem drainase, sejumlah sumur dan jalan-jalan yang telah dilengkapi dengan selokan pasti membuat malu kastil atau istana Eropa abad pertengahan.
Tidak ada yang tahu pasti mengapa kota itu ditinggalkan. Dugaan terbaik adalah peperangan sebagai penyebabnya. Para penghuni terpaksa pergi meninggalkan rumah mereka untuk selamanya. Namun, penduduk di sekitar situs mewanti-wanti agar tak mengambil benda-benda yang terdapat di situs. Mereka mengatakan bahwa si pencuri akan dihukum oleh roh-roh penunggu situs.
referensi
Situs Gedi digali selama sepuluh tahun sejak 1948. Selain benda-benda khas Afrika, para arkeolog juga menemukan manik-manik dari Venesia, gunting buatan Spanyol, koin dan sebuah vas Ming dari Cina serta sebuah lampu dari India. Benda-benda itu diperdagangkan di pasar global. Yang menarik, ditemukan pula lempengan batu bertuliskan huruf Arab yang disinyalir sebagai salah satu bukti penting tentang keberadaan Gedi. Menurut tanggal yang tertera pada lempengan batu tersebut, Gedi berdiri pada tahun 802 H.
Tempat tinggal batu itu tampaknya tidak dibangun hanya untuk orang-orang Gedia kebanyakan. Namun, kamar mandi indoor dengan cekungan overhead untuk menyiram toilet, sistem drainase, sejumlah sumur dan jalan-jalan yang telah dilengkapi dengan selokan pasti membuat malu kastil atau istana Eropa abad pertengahan.
Tidak ada yang tahu pasti mengapa kota itu ditinggalkan. Dugaan terbaik adalah peperangan sebagai penyebabnya. Para penghuni terpaksa pergi meninggalkan rumah mereka untuk selamanya. Namun, penduduk di sekitar situs mewanti-wanti agar tak mengambil benda-benda yang terdapat di situs. Mereka mengatakan bahwa si pencuri akan dihukum oleh roh-roh penunggu situs.
referensi
No comments :
Post a Comment