Meskipun saat ini kita berpikir bahwa mandi merupakan kegiatan pribadi, namun, pemandian umum yang disebut hammam adalah sebuah lembaga sosial yang penting di setiap kota Timur Tengah selama berabad-abad sebelum munculnya pipa modern.
|
interior hammam Mughal |
Hammam memiliki sejarah panjang di Mediterania, yang dapat ditelusuri melalui Roman Thermae. Pemandian merupakan sesuatu yang umum di seluruh wilayah kekaisaran Romawi yang membentang mulai Eropa hingga Afrika Utara dan Mediterania Timur. Pemandian Romawi kebanyakan menampilkan ruang tamu (apodyterium) yang dibagi menjadi ruang panas (caldarium), ruang hangat (tepidarium) dan ruang dingin (frigidarium). Pengunjung yang bergerak melalui ruang-ruang itu akan merasakan perubahan suhu di mana perubahan suhu itu merangsang aliran darah dan membuat tubuh berkeringat, mengeluarkan kotoran. Pada beberapa pemandian, orang-orang yang mandi bahkan bisa melakukan olahraga.
|
bagian lantai hammam |
Ketika tradisi pemandian umum yang dipopulerkan Romawi perlahan-lahan menemui ajalnya di dunia Barat, tradisi ini justru terus tumbuh selama berabad-abad di Mediterania Timur. Pemandian Bizantium memiliki banyak kesamaan dengan pemandian Romawi sebelumnya, termasuk tren dekorasi, seperti lantai mosaik yang rumit. Semasa pemerintahan Kekhalifahan Umayyah (661-750), mereka membangun kamar mandi pribadi (qusur) yang sangat mewah sebagai komponen penting dari istana kekaisaran. Dari sekian qusur itu, kompleks Qusayr 'Amra (abad VIII) di Yordania menjadi yang paling terkenal ini: dindingnya ditutupi dengan lukisan yang rumit, termasuk adegan wanita-wanita telanjang sedang mandi. Namun, pemandi an era Dinasti Umayyah sedikit berbeda dari pendahulu mereka: ruang dingin ditiadakan serta punya ruang resepsi yang besar, ruang mandi kecil dan tata letak yang lebih rumit.
Pada periode abad pertengahan, pemandian umum menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat. Para penulis abad pertengahan menyebutkan bahwa hammam didirikan di dekat masjid, madrasah dan kebun yang dalam penjelasan mereka disebut sebagai kota-kota yang indah dan makmur. Hilal al-Sabi' (969-1056), misalnya, memperkirakan bahwa Baghdad pada puncaknya memiliki 60.000 hammam. Boleh jadi al-Sabi' berlebihan: pernyataannya mungkin hanya hiperbola untuk menyampaikan kemegahan ibukota Abbasiyah. Meskipun hammam di seluruh Timur Tengah mirip satu sama lain dalam hal garis dasar mereka, artikulasi struktur dan dekorasinya sering bersifat regional.
|
scraper |
|
sisir |
|
handuk |
|
alas kaki |
Penggunaan hammam umumnya diperuntukkan untuk satu jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan memiliki hammam yang terpisah. Meskipun mereka yang mandi kebanyakan telanjang di dalam kamar panas, mereka diharuskan memakai pakaian di daerah peristirahatan di luar area pemandian air panas. Mereka pun membawa alat-alat untuk mandi. Menurut gambaran Qasr al-Mshatta para perempuan membawa ember atau keranjang yang berisi perlengkapan mandi, seperti parfum, sisir, scraper dan kosmetik ke hammam-nya. Di Ottoman, mereka bahkan membawa havli dan peştamel (semacam handuk) yang menampilkan bordir yang mewah dan rumit. Setelah mandi, para perempuan kadang-kadang mengenakan pakaian rumit, sesuai dengan status sosial mereka. Di antara barang-barang yang dapat diidentifikasi terkait dengan mandi adalah alas kaki hammam. Alas kaki periode Ottoman yang disebut nalin terbuat dari kayu dengan platform dan pola rumit.
No comments:
Post a Comment