11.18.2012

Senjata-senjata Bangsa Mesir Kuno

Selama sejarah, Mesir Kuno menggunakan berbagai macam senjata. Senjata-senjata Mesir awal termasuk pengumban, pentungan, tongkat pelempar, gada batu dan mata tombak batu. Pada 4000 SM Mesir Kuno sudah mengimpor obsidian dari wilayah timur Laut Merah untuk diproses menjadi senjata. Kaca vulkanik ini memiliki sifat yang memungkinkannya untuk memiliki titik-titik tajam.
Sekitar 3150 SM, ketika masyarakat Mesir Atas dan Mesir Bawah bersatu, mereka sudah menggunakan senjata perunggu. Mereka menggunakan perunggu sebagai ujung tombak, kapak dan gada. Selain itu, mereka juga menggunakan busur yang terbuat dari tanduk dan kayu. Pada abad-abad berikutnya, ketika para firaun mendominasi masyarakat Mesir Kuno, mereka mulai melakukan standarisasi senjata, membangun gudang senjata dan meniru sistem persenjataan bangsa-bangsa penyerang.

Senjata-senjata Mesir Kuno
  • Busur dan Anak Panah
Busur dan anak panah merupakan senjata utama sepanjang sejarah militer Mesir Kuno. Dalam hal ini, prajurit-prajurit bayaran Nubia disebut-sebut sebagai pemanah terbaik mereka. Busur pertama adalah busur tanduk yang terbuat dari dua tanduk hewan, seperti tanduk kijang, dengan kayu di bagian tengahnya. Pada awal masa dinasti, seluruh busur terbuat dari kayu, meskipun bagian-bagian tubuh hewan masih digunakan sebagai lem dan tali busur yang terbuat dari urat daging. Busur komposit yang terbuat dari perpaduan tanduk, urat daging dan kayu kemudian populer sejak pemerintahan Hyksos.
Untuk anak panah, selama periode pradinasti, mata panah yang sebelumnya dibuat dari batu kemudian dibuat dari obsidian. Namun, sekitar 2000 SM, perunggu menggantikan obsidian dan akhirnya, mereka menggunakan besi pada 1000 SM.
  • Khopesh (Khepesh)
Dengan panjang sekitar dua meter, senjata ini pada dasarnya memiliki sebuah pengait di ujungnya untuk menggeret musuh, senjata ataupun tameng musuh. Tetapi, ada pula khopes yang ujungnya ditajamkan untuk menususk musuh, sementara sisi tajamnya berada di bagian yang melengkung. Jenis lainnya adalah jenis campuran yang memiliki titik tajam dan pengait pada ujungnya: dapat digunakan menggeret musuh sekaligus menusuk musuh.
  • Kapak
Selama Kerajaan Tengah, antara 2030 SM - 1640 SM, para firaun tengah berjuang untuk mempertahankan kekuasaannya. Mereka perlu melindungi perdagangan a rute dan sumber daya. Sejak saat itu, kapak perunggu berbilah mulai digunakan oleh prajurit infanteri. Kapak tempur ini umumnya digunakan digunakan setelah musuh telah dilemahkan oleh prajurit pemanah. Kapak ini lebih efektif digunakan pada jarak dekat, tetapi ada kalanya juga dilemparkan.
  • Tombak
Setelah panah, senjata paling umum kedua yang digunakan prajurit Mesir Kuno adalah tombak. Selama masa Kerajaan Lama (2649-2134 SM) dan Kerajaan Tengah (2040-1640 SM), ujung tombak terbuat dari batu atau tembaga yang dilekatkan pada poros kayu panjang. Barulah pada masa Kerajaan Baru (1550-l070 SM), mata tombak dibuat dari perunggu. Senjata ini sangat berguna ketika para prajurit mengejar musuh yang melarikan diri ataupun untuk menusuk musuh dari belakang. Tombak juga sebagai senjata tambahan bagi pengendara kereta ketika mereka telah menghabiskan semua anak panah dan membutuhkan bentuk perlindungan jarak dekat.
Untuk pertarungan jarak dekat, prajurit Mesir Kuno juga menggunakan gada, pentungan, belati ataupun pisau.
  • Tongkat Lempar
Sebuah tongkat lempar sepintas memang mirip dengan bumerang. Tetapi, setelah dilemparkan, tongkat tersebut tidak akan kembali lagi pada si pelempar. yang tidak datang kembali. Senjata ini adalah senjata sekunder bagi prajurit infanteri. Meskipun tidak menimbulkan kematian, paling tidak senjata ini dapat digunakan untuk mengalihkan perhatian musuh selama pertempuran jarak dekat. Sementara seorang prajurit melempar tongkat ke wajah musuh, maka prajurit lain akan menusuk musuh yang terganggu oleh lemparan itu. Selain digunakan di medan perang, tongkat lempar juga digunakan untuk berburu unggas air di sepanjang Sungai Nil.
  • Kereta Perang
Meskipun bukan senjata betulan, namun kereta sangat diperlukan oleh para prahurit Mesir Kuno untuk melakukan serangan kilat ataupun mundur saat musuh menyerang balik. Kereta perang ini membawa seorang kusir dan seorang pemanah. Dalam Pertempuran Kadesh yang terjadi pada tahun 1274 SM, sebanyak 5.000 - 6.000 kereta terlibat. Pertempuran Kadesh mungkin pertempuran kereta terbesar dalam sejarah, di mana kereta berat Hittit yang berpenumpang tiga prajurit melawan kereta cepat Mesir yang berpenumpang dua prajurit.

No comments :

Post a Comment