11.26.2012

Sejarah Pembuatan Jarum

Jarum barangkali merupakan alat tertua yang dikenal manusia. Selama Zaman Paleolitik (26.000-20.000 SM) jarum tidak lebih dari sebuah serpihan tulang yang ditajamkan salah satu sisinya. Jarum pertama tidak memiliki mata (lubang), hanya sedikit alur pada tulang sebagai tempat memasang tali kulit pada jarum. Barulah pada desain berikutnya jarum memiliki lubang. Lubang tersebut dibuat di ujung jarum sehingga tali kulit bisa dikaitkan dan ditarik melalui lubang di kulit atau kain. Pembuatan lubang jarum itu sendiri melibatkan alat dari batu. Beberapa jarum awal memiliki tiga atau empat lubang dengan ukuran yang berbeda.
jarum awal
Seiring kedatangan Zaman Perunggu, bahan untuk membuat jarum pun bertambah, selain tulang atau gading. Kemudian, pada sekitar 100 SM datang Zaman Besi. Tak banyak yang diketahui tentang jarum Zaman Besi karena tidak ada contoh yang tertinggal. Di Yunani, jarum dibuat dari semacam porselen yang dikenal sebagai "fayan," yang cukup tebal dan kasar. Masa-masa awal Mesir juga menyediakan banyak jarum dan pin.
jarum era Romawi
Semasa Abad Kegelapan tidak ada catatan tentang pembuatan jarum. Hal ini tampaknya berakhir pada 1370 ketika ditemukan referensi tentang pembuatan jarum di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Nuremberg, Jerman. Inggris kemudian segera membuat langkah penting dalam produksi jarum. Pada pertengahan 1500an, Mary I, istri Philip II dari Spanyol, mendorong seorang Moor Spanyol untuk mendirikan bisnis pembuatan jarum di Inggris. Ketika ia meninggal, bisnis itupun terhenti mengingat tak satupun pekerjanya yang diizinkan untuk mempelajari proses produksi. Elizabeth I, yang menggantikan Mary, lantas membujuk orang asing lainnya untuk melanjutkan bisnis tersebut. Alhasil, banyak yang mendirikan usaha di London, beberapa di antaranya berbasis di bangunan tua di London Bridge dan distrik sekitarnya. Produksi dan penjualan jarum di London mulai menyebar sehingga impor jarum dari Jerman, Perancis dan Spanyol terhenti. Inggris pun menjadi eksportir jarum.
Kebakaran dahsyat yang melanda London pada tahun 1666 menyebabkan eksodus para pekerja ke daerah-daerah terpencil di mana mereka kemudian mendirikan pondok industri pembuatan jarum. Industri semacam ini segera meledak. Banyak bangunan yang beralih fungsi menjadi tempat pembuatan jarum. Agar keterampilan membuat jarum tidak punah, regenerasi pun terus dilakukan melalui bimbingan dan latihan.
Pada Kemunculan tenaga uap dan pabrik menyebabkan seluruh produksi jarum dilakukan di bawah satu atap. Meskipun demikian, beberapa proses tetap dilakukan dalam industri rumah tangga. Selama era Victoria ini jarum terbuat dari timah sehingga murah dalam pembuatannya dan mudah digunakan. Pada masa ini, jarum dengan desain kepala ratu begitu populer.
Sejumlah perangkat jarum juga dipatenkan di Amerika Serikat pada awal 1900-an, termasuk model Herman Trzeciak yang dipatenkan pada tahun 1924 dan desain Carl J. Schuster pada tahun 1945. Jarum otomatis pertama yang dimasukkan ke dalam mesin jahit dirancang oleh Juki pada tahun 1978.
Jarum Suntik
Injeksi intravena dan infus dimulai sejak 1670. Namun, Charles Gabriel Pravaz (1791-1853) dan Alexander Wood (1817-1884) diakui sebagai tangan-tangan pertama yang mengembangkan jarum suntik dengan jarum halus yang cukup untuk menembus kulit pada tahun 1853. Alexander Wood, seorang dokter berkebangsaan Skotlandia sekaligus sekretaris Royal College of Physicians of Edinburgh, selama beberapa waktu telah bereksperimen dengan jarum berongga dalam pemberian obat. Akhirnya, ia merasa cukup percaya diri untuk mempublikasikan eksperimennya dalam "The Edinburgh Medical and Surgical Review" di mana ia menunjukkan bahwa metode tersebut belum tentu terbatas pada pemberian opiat. Pada waktu yang bersamaan, Charles Gabriel Pravaz, seorang ahli bedah Perancis, sedang membuat jarum suntik serupa yang dengan cepat mulai dipakai dalam banyak operasi dengan nama “Jarum Suntik Pravaz.” Versi lain menyebutkan bahwa keduanya secara independen menemukan jarum suntik yang digunakan untuk menyuntikkan morfin sebagai obat penghilang rasa sakit.
Selain Charles Gabriel Pravaz dan Alexander Wood, pihak-pihak di bawah ini juga berandil besar dalam pengambangan jarum suntik:
  1. Benjamin A. Rubin, yang menemukan jarum vaksinasi, sebuah perbaikan terhadap jarum suntik konvensional.
  2. Arthur E. Smith, menerima 8 paten AS untuk jarum suntik sekali pakainya 1949-1950. (nomor paten 2524363, 2524362, 2497562, 2490553, 2490552, 2490551, 2478845, 2478844).
  3. Becton, Dickinson dan Company pada tahun 1954 memproduksi jarum suntik sekali pakai pertama dan jarum dari kaca secara massal. Ini dikembangkan untuk mendukung pelaksanaan vaksin polio massal oleh Dr. Jonas Salk terhadap satu juta anak-anak Amerika.
  4. Pada tahun 1955, Roehr Products memperkenalkan jarum suntik sekali pakai dari plastik yang disebut Monoject.
  5. Pada tahun 1956, Colin Murdoch, seorang apoteker dari Timaru, Selandia Baru, mematenkan jarum suntik plastik sekali pakai untuk menggantikan jarum suntik kaca. Colin Murdoch telah mematenkan empat puluh enam penemuan termasuk: alarm, jarum suntik otomatis untuk memvaksin hewan, bagian atas botol childproof dan pistol penenang yang ia diciptakan pada tahun 1959.
  6. Pada tahun 1961, Becton Dickinson memperkenalkan jarum suntik plastik sekali pakai pertama yang disebut Plastipak.
  7. Penemu Afro-Amerika, Phil Brooks, menerima paten AS untuk "Disposable Syringe" pada tanggal 9 April 1974.
  8. Mark Prausnitz, seorang profesor teknik kimia dari Institut Teknologi Georgia, bekerja sama dengan insinyur listrik Mark Allen untuk mengembangkan prototipe perangkat microneedle. Microneedle terdiri dari 400 jarum mikroskopis berbasis silikon, yang masing-masing berukuran selebar rambut manusia. Saking kecilnya, pengobatan apapun dapat disampaikan melalui kulit tanpa mencapai sel-sel saraf yang menciptakan rasa sakit.
  9. PowderJect Pharmaceuticals di Fremont, California, menciptakan hypospray, sebuah perangkat yang menggunakan tekanan helium untuk menyemprotkan dan menyerapkan obat bubuk kering pada kulit.

No comments :

Post a Comment