11.25.2012

Bukti-bukti Arkeologis Dalam Sejarah Pencak Silat

Pencak silat adalah bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia. Berbagai aspek dan komponennya telah berakar sekaligus memberi identitas bagi kebudayaan nasional Indonesia. Di dalamnya terkandung beraneka ragam aspek yang mengikuti dinamika sosial budaya bangsa Indonesia hingga masa sekarang.
Diyakini bahwa pencak silat telah ada sejak zaman prasejarah. Kendati demikian, tidak ada peninggalan-peninggalan material dari masa itu. Peninggalan-peninggalan yang dapat digunakan untuk mengetahui bentuk awal pencak silat adalah peninggalan-peninggalan masa aksara berupa naskah-naskah kuna serta peninggalan-peninggalan arkeologis berupa arca-arca dan pahatan relief percandian Hindu-Buddha. Meskipun peninggalan-peninggalan tersebut tidak secara eksplisit menampilkan bentuk-bentuk budaya pencak silat, namun tidak mustahil kita dapat memperoleh gambaran tentang berbagai bentuk sikap fisik atau jurus dalam perang dan perkelahian yang dapat mengidentifikasikan suatu bentuk taktik atau jurus yang berkembang dalam pencak silat.
Adegan pada relief Ramayana di Candi Siwa
Adegan tari Perang pada relief Ramayana di Candi Siwa
Adegan pada relief di Candi Rimbi
Adegan relief pada sisi kiri tangga Candi Mendut
Adegan pada Karmawibangga, Candi Borobudur
Adegan tari perang pada relief Candi Borobudur
Adegan tari pada relief Candi Borobudur

Berdasarkan penggambaran gerakan tubuh, keberadaan pencak silat dapat ditelusuri melalui relief-relief pada candi-candi yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Candi Borobudur, Candi Siwa (Kompleks Candi Prambanan), Candi Mendut dan Candi Rimbi. Selain itu, sejumlah arca perunggu juga mengindikasikan hal yang sama. Misalnya, arca-arca yang ditemukan di Suracolo, Bantul, yang berasal dari masa awal abad X. Dari 18 arca yang ditemukan, empat di antaranya memperlihatkan adanya indikasi tersebut:
Arca perunggu temuan dari Suracolo, yang menggambarkan tokoh Dewi Sukarasya, salah satu dari empat dewi penjaga gerbang Mandala. Sosok Dewi ini digambarkan dengan sikap kaki "kuda-kuda" dan sikap tangan "siap menahan serangan". Sikap kaki dan tangan seperti itu tidak asing dalam pencak silat.
Arca perunggu dari Suracolo, yang menggambarkan tokoh Dewi Hayasya, yang juga merupakan dewi penjaga gerbang Mandala. Arca ini digambarkan dengan sikap kaki dan gerakan tangan yang tidak asing dalam gerakan pencak silat. Bahkan arca ini dilengkapi pula senjata berupa angkusa.
Arca perunggu dari Suracolo (tokoh tidak dikenal). Arca ini memperlihatkan sikap kaki dan gerakan tangan seperti yang lazim ditemukan dalam pencak silat.
Arca perunggu dari Suracolo yang menggambarkan tokoh Dewi Wajra-Nrtya. Arca Ini digambarkan dengan gerakan kaki kiri menendang ke atas, dan sikap tangan yang tidak asing dalam dunia pencak silat.
MariArkeologi

1 comment :

  1. Info yang sangat bermanfaat sekali...sipp

    ReplyDelete