11.15.2012

Mengungkap Asal Dan Makna Kata Abracadabra

Saat ini, kata abracadabra digunakan sebagai mantra magis populer yang sering digunakan oleh para pesulap panggung untuk menambahkan elemen misterius dalam penampilan mereka. Kata abracadabra sebelumnya telah digunakan sebagai mantra penyembuh, terutama untuk menyembuhkan demam dan radang. Tetapi, bagaimana asal-usul kata ini dan makna apa yang terkandung di dalamnya?
Dalam Sacred Languages and Sacred Texts, John F.A. Sawyer menjelaskan asal-usul kata abracadabra di mana pada sekitar abad II Masehi kata ini muncul dalam puisi De Medicina Praecepta karya Quintus Serenus Sammonicus, seorang dokter yang percaya bahwa jika seseorang sakit memakai mantra yang tertulis pada perkamen di sekitar lehernya, ia akan sembuh dari penyakitnya. Pada periode abad pertengahan, jimat merupakan sesuatu yang paling populer.
Secara simbolis, segitiga terbalik merupakan inversi kerucut kekuasaan. Sebuah kerucut kekuasaan digunakan untuk menarik energi dari sumber yang lebih tinggi, sementara inversi kerucut kekuasaan diyakini untuk mengusir penyakit dari tubuh seseorang. Kaisar Romawi, Caracalla, memakai kata abracadabra pada jimat untuk melidungi dirinya dari penyakit. Kata ini ditulis dengan cara terbalik, dalam bentuk sebuah segitiga terbalik atau kerucut (gambar atas).
Michael Quinion mengeksplorasi berbagai teori yang berkaitan dengan asal kata abracadabra. Abracadabra telah dikaitkan dengan bahasa Aram, Ibrani dan bahasa Kasdim (Quinion). Dalam An ABC of Witchcraft, Doreen Valiente, mengaitkan abracadabra dengan Sufi dan berpendapat bahwa abracadabra mirip dengan Brachab Dabarah yang secara harfiah berarti “berbicara berkah.”
Heinrich Cornelius Agrippa, seorang magician abad ke-15, menyebutkan kata abracadabra dalam tiga volume karyanya, De Occulta Philosophiae. Dalam karyanya tersebut, Agrippa menuturkan bahwa dokter-dokter Ibrani dan Pythagoras menggunakan kata-kata ajaib tertentu untuk menyembuhkan penyakit. Begitu pula dengan Serenus Samonicus yang menggunakan kata abracadabra untuk menyembuhkan demam dan penyakit lainnya. Secara pribadi, Agrippa juga percaya bahwa kata-kata memiliki kekuatan dan ia berpendapat bahwa penggunaan kata abracadabra pada jimat akan menyebabkan penyakit berkurang secara bertahap.
Pada tahun 1860, dokter T.A.G. Balfour menunjukkan bahwa abracadabra merupakan kata yang menggunakan kata abra dua kali dan kata tersebut terdiri dari kata-kata Ibrani pertama yang digunakan untuk menandakan trinitas:
Angka dan huruf memainkan peran penting dalam pesona abracadabra. Agripa berpendapat bahwa segala sesuatu yang hidup dan dibuat hidup menerima vertue mereka dari angka. Agripa juga menulis bahwa nomor dua merupakan jumlah ilmu, memori dan cahaya. Hal ini juga mewakili jantung dan otak atau matahari dan bulan serta keseimbangan polaritas antara maskulin dan feminin. Sementara praktisi tenung modern percaya bahwa sifat ilahi ada di dalam diri sendiri maupun di luar diri sendiri. Penggunaan abra dua kali pada kata abracadabra menunjukkan bahwa seseorang berusaha untuk mencapai sebuah keseimbangan internal ilahiah.
Beberapa ahli berpendapat bahwa abracadabra berhubungan dengan kata "abraxas." Kata ini berasal dari sebuah sekte Gnostik yang disebut Basilidean. Para Basilidean percaya bahwa kata "abraxas" memiliki kekuatan yang luar biasa karena berisi tujuh huruf Yunani yang secara numerik berjumlah 365. Abraxas juga merupakan pesona kabalistic yang kadang-kadang diukir pada permata. Kata abrasax adalah misteri besar Gnostik.
Dalam Magic and Ritual in the Ancient World, Marvin Meyer dan Paul Mirecki berpendapat bahwa abracadabra, pada satu titik, mungkin memiliki beberapa makna leksikal yang hilang seiring perjalanan waktu. Meyers menegaskan bahwa makna konkritnya sekarang tersembunyi dan abracadabra mungkin berasal dari bahasa mati yang tidak lagi diakui atau dipahami. Dengan demikian, sampai saat ini, abracadabra adalah kata yang terbatas dalam hal penelusuran etimologinya.
Menurut Agrippa, nomor tiga adalah angka sempurna yang dianggap suci dan mewakili trinitas. Terkait dengan hal ini, dalam Alphabet Abecedarium: Some Notes on Letters, Richard A. Firmage berpendapat bahwa Romawi percaya jika dewi pesona, Carmenta, menemukan huruf "A." Huruf A itu, dalam beberapa kasus, digunakan untuk mewakili Kristus dan Tuhan:
Selanjutnya, menurut budaya Timur kuno, huruf mrupakan sesuatu yang suci karena mereka percaya bahwa huruf dan penggunaannya berhubungan dengan ilahi. Kata abracadabra memiliki lima “A.”
Pada zaman kuno, huruf-huruf tersebut yang diyakini memiliki kepentingan magis. Agripa berpendapat bahwa nomor lima mewakili prinsip lima luka Kristus dan lima indera. Lain halnya dengan praktisi magic yang menghormati nomor lima karena mewakili lima poin pentakel dan lima unsur (bumi, udara, api, air dan Akasha).
Firmage berpendapat bahwa bentuk kerucut atau prasasti segitiga abracadabra merupakan trinitas atau mungkin menjadi representasi dari piramida mistis. Di dalam prasati tersebut terdapat huruf “A” sebanyak 30. Agripa menegaskan bahwa jumlah 30 berhubungan dengan pembaptisan Kristus. Angka 30 ketika diminimalkan akan menjadi 3:30 = 3 + 0 = 3.
Dua huruf "B" pada abracadabra merupakan dualisme.
“B” adalah huruf kedua dari alphabet yang dipandang sebagai bagian dari huruf pertama, "A" atau "alpha." Orang-orang Yunani-Romawi berkeyakinan bahwa Dewi Carmenta juga menciptakan huruf "B." Firmage menegaskan bahwa "B” melambangkan gagasan untuk memperluas penciptaan dan pembagian satu menjadi dua (awal dari dualisme). Huruf “B” juga menunjukkan kejantanan, perlindungan paternal, tindakan interior dan gerakan. Nilai numeriknya adalah dua. Hal ini kemudian ditafsirkan bahwa seseorang yang menggunakan jimat berusaha untuk berpindah dari satu keadaan ke keadaan lain, dari keadaan sakit ke keadaan sehat.
Sementara dalam jimat abracadabra, huruf “B” berjumlah tigabelas. Dalam Anomalistic Psychology: A Study of Magical Thinking, Warren H. Jones dan Leonard Zusne menjelaskan bahwa, bagi banyak orang, angka tigabelas dikaitkan dengan nasib buruk. Bagian dari takhayul ini didasarkan pada kenyataan bahwa nomor 12 merupakan penyelesaian dan angka 13 dipandang sebagai kelebihan dari penyelesaian. Lain pendapat, Agripa menegaskan bahwa angka 13 menggambarkan misteri Kristus karena mereka diwahyukan kepada bangsa-bangsa lain. Mengingat argumen yang terakhir, tigabelas huruf “B” yang ada pada jimat abracadabra berusaha untuk mencapai keseimbangan ketika terdapat kelebihan.
Tentang satu huruf C pada kata abracadabra, Firmage menjelaskan bahwa bahwa huruf “C” digunakan oleh orang-orang Romawi untuk mewakili nomor 100 memiliki makna simbolis. Seorang mistik abad pertengahan percaya bahwa huruf “C” adalah huruf yang luas dan mewakili luasnya kasih Tuhan. Sementara Agrippa menulis, “Ada tujuh tingkatan dalam tubuh yang dimensi ketinggiannya dari bawah ke atas, yaitu. sumsum, tulang, saraf, pembuluh darah, arteri, daging, kulit. Ada tujuh yang oleh orang Yunani disebut anggota hitam: lidah, jantung, paru-paru, hati, limpa, dan dua ginjal. Ada juga tujuh bagian utama tubuh: kepala, payudara, tangan, kaki, dan anggota pribadi.”
Karena huruf “C” mewakili cinta ilahiah, dapat diduga bahwa jimat abracadabra berusaha untuk menyerap semua bagian yang disebutkan oleh Agrippa. Jumlah keseluruhan huruf “C: dalam jimat abracadabra ada tujuh.
Berikutnya huruf “D.” Menurut Firmage, bagi orang-orang Funisia, huruf “D” melambangkan pintu (door) dan bangsa Asyiria menganggap huruf “D” sebagai simbol gerbang surga. Huruf “D” selanjutnya menunjukkan asal-usul keberadaan dan kelimpahan. Penampilan “D” pada kata abracadabra mungkin pula untuk menunjukkan energi penyembuhan atau perbaikan tubuh dan pikiran melalui pintu Tuhan.
Yang terakhir huruf “R.” Frimage menegaskan bahwa huruf “R” menunjukkan perkembangan individu, kemauan, dan pertumbuhan. Dalam jimat abracadabra, huruf “R” berjumlah sebelas. Sebelas ketika dikurangi akan menjadi dua. Oleh karena itu, huruf “R” juga dipandang sebagai perwakilan dari kesatuan antara maskulin dan feminin.
Secara keseluruhan, jimat abracadabra berisi 66 huruf yang ada dalam 11 baris. Huruf-huruf dalam abracadabra bila digunakan dalam sebuah segitiga terbalik akan terbentuk kata abra sebelas kali. Agripa menganggap enam sebagai angka sempurna karena jumlah 66 adalah kelipatan dari angka 6: dapat dilihat sebagai dua kali lipat dari kesempurnaan atau representasi simbolis untuk mencapai keseimbangan yang sempurna. Selanjutnya, ketika kedua angka tersebut ditambahkan hasilnya adalah 12 dan ketika 1 dan 2 digabungkan, hasilnya adalah 3. Dengan demikian, jimat abracadabra menjadi simbol lengkap dari trinitas.
66 = 6 + 6 = 12
12 = 1 + 2 = 3
Juga menarik untuk dicatat bahwa tiga sisi segitiga, masing-masing terdiri dari 11 huruf, jumlah totalnya 33. Setiap sisi segitiga berada dalam keseimbangan, kedua belah pihak menggunakan nama abra dan sisi ketiga terdiri dari sebelas “A” sehingga mewakili penyatuan dari trinitas. Angka 33 telah lama dikaitkan dengan usia Kristus ketika ia disalib. Angka 33 kemudian dapat dikurangi menjadi 6 yang lagi-lagi mewakili kesempurnaan. Karena jumlah 33 terdiri dari dua angka 3, ini dapat dilihat sebagai representasi dua kali lipat dari trinitas.
33 = 3 + 3 = 6
Setelah membaca artikel ini, jadi, makna inti dari kata abracadabra adalah .... Silahkan Anda simpulkan sendiri.

1 comment:

  1. Mantra abrakadbra adalah mantra sihir jaman dulu yang populer hingga sekarang

    ReplyDelete