11.08.2012

Memahami Makna Simbol Swastika

Swastika adalah simbol kuno yang telah digunakan selama lebih dari 3.000 tahun. Bahkan, simbol ini mendahului simbol Mesir Kuno, Ankh! Artefak, seperti tembikar dan koin Troy Kuno menunjukkan bahwa swastika adalah simbol yang biasa digunakan sejauh 1000 SM. Di belahan bumi lain, meskipun tidak diketahui secara persis, penduduk asli Amerika juga telah lama menggunakan simbol swastika.
Selama seribu tahun berikutnya, citra swastika digunakan oleh banyak budaya di seluruh dunia, termasuk di China, Jepang, India, dan Eropa Selatan. Pada Abad Pertengahan, swastika begitu populer―meski tidak digunakan secara umum―yang disebut dengan banyak nama:
  1. Cina: wan
  2. Inggris: Fylfot
  3. Jerman: Hakenkreuz
  4. Yunani: tetraskelion dan gammadion
  5. India: swastika
Kata "swastika" berasal dari bahasa Sansekerta svastika di mana "su" berarti "yang baik," "asti" berarti "menjadi" dan "ka" sebagai akhiran. Sebelum Nazi menggunakan simbol ini, swastika digunakan oleh banyak budaya untuk melambangkan kehidupan, matahari, kekuasaan, kekuatan, dan keberuntungan. Bahkan, pada awal abad XX, swastika menjadi dekorasi umum yang sering menghiasi kotak rokok, kartu pos, koin dan bangunan. Selama Perang Dunia I, swastika bahkan bisa ditemukan di tambalan bahu Divisi ke-45 Amerika dan Angkatan Udara Finlandia hingga setelah Perang Dunia II.
Swastika pada koin Yunani
Tim basket Chilocco Indian Agricultural School (1909)
Pada tahun 1800an, negara-negara di seluruh Jerman tumbuh lebih besar dan membentuk kerajaan. Tetapi, Jerman bukanlah negara bersatu hingga tahun 1871. Untuk mengatasi perasaan rentan dan stigma di kalangan pemuda, nasionalis Jerman pada pertengahan abad XIX mulai menggunakan swastika untuk merepresentasikan sejarah panjang Jerman (Arya)―karena ada keterkaitan asal-usul dengan bangsa Arya di India.
Pada akhir abad XIX, swastika dapat ditemukan pada majalah nasionalis Jerman dan menjadi lencana resmi Liga Pesenam Jerman. Selanjutnya, pada awal abad XX, swastika merupakan simbol umum nasionalisme Jerman yang dapat ditemukan di Ostara, sebuah majalah antisemitik milik Joerg Lanz von Liebenfels dan di berbagai unit Freikorps. Juga menjadi lambang Wandervogel, sebuah gerakan pemuda Jerman dan Society Thule.
Bendera Nazi
Pada tahun 1920, Adolf Hitler memutuskan bahwa Partai Nazi membutuhkan lencana dan bendera tersendiri. Secara resmi, berdasarkan Kongres Salzburg 7 Agustus 1920, Partai Nazi menggunakan bendera merah dengan lingkaran putih dan swastika hitam sebagai lambang resmi partai. Dalam Mein Kampf, Hitler menggambarkan bendera baru Nazi itu:
"Pada merah kita melihat ide gerakan sosial, putih ide nasionalisme, di swastika misi perjuangan untuk kemenangan orang Arya dan, dengan tanda yang sama, kemenangan gagasan karya kreatif yang telah selalu dan akan selalu menjadi antiSemit."
Sejak saat itu, swastika segera menjadi simbol kebencian, antisemitisme, kekerasan, kematian dan pembunuhan.
Dekorasi Swastika menurut Hindu
Kuatnya pengaruh swastika sebagai simbol selama era Nazi memunculkan pengaburan dalam masyarakat saat ini. Bagi umat Buddha dan Hindu, swastika adalah simbol yang sangat religius dan umum digunakan. Chirag Badlani berbagi cerita ketika pada satu waktu ia membuat fotokopi beberapa dewa Hindu untuk kuilnya. Sementara berdiri dalam antrean untuk membayar fotokopi, beberapa orang di belakangnya memperhatikan swastika yang ada pada salah satu fotokopiannya. Mereka pun menyebut Badlani sebagai Nazi.
Sauvastika
Beberapa kebudayaan pada masa lalu telah membedakan antara swastika (searah jarum jam) dan sauvastika (berlawanan arah jarum jam). Swastika melambangkan kesehatan dan hidup, sementara sauvastika bermakna mistis kemalangan. Namun, sejak Nazi menggunakan swastika, terjadilah keterbalikan makna di mana orang-orang menganggap swastika Nazi yang serah jarum jam sebagai lambang kebencian dan kematian, sementara sauvastika sebagai lambang kehidupan dan keberuntungan.

No comments :

Post a Comment