11.11.2012

Invasi Jepang Ke Alaska

Pada pagi hari tanggal 6 Juni 1942, 500 tentara Jepang mendarat di Kiska, salah satu pulau di Kepulauan Aleutian, Alaska. Mereka berhasil menangkap enam anjing dan sepuluh awak US Navy Detachment lewat suatu pengambilalihan yang lengkap dan cepat atas tanah Amerika ini. Saat ini, Pulau Kiska merupakan salah satu landmark sejarah nasional Amerika Serikat. Sisa-sisa invasi Jepang pun masih dapat dilihat di lereng bukit-bukit Kiska.
invasi jepang
Meskipun Jepang mengambil-alih Pulau Kiska nyaris tanpa perlawanan, seorang awak detasemen, Senior Petty Officer William C. House, berhasil lolos. Hebatnya, ia mampu bertahan hidup melawan rintangan selama 50 hari dengan hanya mengkonsumsi cacing tanah dan vegetasi pulau. Tetapi, ia akhirnya menyerah kepada Jepang dan berat badannya turun drastis menjadi 80 kilogram. Penyerahan dirinya pun tak menjamin keselamatannya. Ia dan rekan-rekannya dirim ke jepang selama perang.
Selain Pulau Kiska, dua hari sebelumnya, Jepang telah menguasai Pulau Attu yang juga termasuk bagian dari Kepulauan Aleutian. Meski Kepulauan Aleutian jauh dari Washington, tetapi karena kepulauan tersebut milik Amerika, tetap saja Amerika merasa tercoreng. Oleh karena itu, invasi Jepang tersebut telah menyebabkan kemarahan pada tahun 1942. Apalagi, peristiwa Pearl Harbor, yang diserang Jepang setahun sebelumnya, masih segar dalam ingatan. Anehnya, invasi Jepang atas Pulau Kiska justru lebih dikenal sebagai “The Forgotten Battle.”
Pasca invasi, Jepang meningkatkan kekuatan militernya di Pulau Kiska, 500 tentara berkembang menjadi lebih dari 5.000 tentara. Pihak Amerika pun segera menyusun rencana perebutan kembali―yang dikenal sebagai Kampanye Aleutian. Tetapi, ternyata kampanye tersebut memakan waktu lebih dari setahun dan merenggut nyawa tentara Amerika.
Dalam rangka membalas invasi Jepang, tentara Angkatan Udara dan Sayap Patroli Angkatan Laut Amerika menjatuhkan 7.000.000 pon bom di Pulau Kiska. Namun, respon antipesawat Jepang begitu tangguh. Akibat bentrokan senjata dua kekuatan itu, dan iklim Aleutian berubah-ubah di mana kabut dan kekuatan angin badai bisa naik sewaktu-waktu sehingga sejumlah penerbang Amerika tewas. Di awal-awal kampanye, Jepang sendiri kehilangan kapal angkutnya, Borneo Maru, yang ditenggelamkan pada tanggal 5 Oktober 1942.
Sementara Pulau Kiska dibombardir, kapal perang Angkatan Laut Amerika memastikan bahwa jalur suplai dari Jepang ke dua pulau itu tercekik. Hal ini memberi keyakinan bahwa Jepang akan berada di surut terendah ketika Amerika merebut pulau itu kembali. Tanggal perebutan pun ditetapkan: 15 Agustus 1943.
Sebuah armada kemudian diberangkatkan untuk merebut kembali Kiska. Namun, Jepang telah membuat pelarian beberapa minggu sebelumnya. Pada akhir Juli, mereka telah mengelilingi Kiska pagar kawat beraliran listrik dan menghancurkan logistik. Kemudian, pada malam tanggal 29 mereka mendirikan radar pengalihan.
Kapal-kapal perang Amerika yang berada di sekitar kepulauan merasa tertipu, lalu berusaha mengevakuasi delapan kapal perang yang telah terjebak dalam uap di pelabuhan Kiska. Dalam waktu kurang dari satu jam lebih dari 5.000 tentara Jepang diam-diam menghilang seperti hantu ke dalam kabut Aleutian, meninggalkan markas dan pelabuhan. Saat ini, Pulau Kiska dikotori oleh persenjataan yang mereka tinggalkan dan banyak yang tidak meledak.
Pada 15 Agustus 1943, 35.000 tentara Amerika dan Kanada mendarat di Kiska dan Attu. Mereka sudah siap untuk berkorban. Namun, bukannya disambut tentara Jepang, mereka justru dihadapi oleh beberapa anjing. Tak percaya pada evakuasi cepat dan total tentara Jepang, tentara Amerika dan Kanada memulai pencarian sistematis di pulau seluas tujuh mil persegi itu. Selama seminggu mereka menyisir pulau dan selama itu pula lebih dari tiga puluh tentara tewas oleh jebakan atau kebakaran.

No comments:

Post a Comment