Mesir Kuno memang lekat dengan pesona. Studi tentang kehidupan sehari-hari orang-orang Mesir Kuno mengungkap banyak cerita menarik. Mereka telah berpikiran maju dan terbiasa dengan berbagai teknik konstruksi, teknik pertanian, praktik pengobatan dan masih banyak lagi. Satu hal yang akan dibahas di sini adalah cita rasa berbusana mereka.
Hidup di tengah-tengah suhu yang kerontang mengakibatkan orang-orang Mesir Kuno menggunakan bahan ringan, seperti linen, dalam pembuatan pakaian mereka. Melalui dominasi tangan-tangan terampil kaum hawa, berbagai jenis kain linen diproduksi di tempat-tempat loka karya atau bahkan di rumah-rumah rakyat biasa. Banyak konglomerat Mesir Kuno yang memakai linen berkualitas baik yang umumnya terdiri dari jenis-jenis transparan. Di sisi lain, kelas pekerja mencelup pakaian mereka dengan berbagai warna sehingga lebih mudah untuk menyembunyikan noda yang sewaktu-waktu bisa menempel pada pakaian mereka saat bekerja. Sementara bagi anak-anak, mereka tidak akan mengenakan pakaian sampai berusia enam tahun. Ketika usia mereka genap enam tahun, mereka akan mengenakan pakaian senior mereka.
Pria-pria Mesir Kuno umumnya mengenakan kilt yang dililitkan di pinggang dengan ikat pinggang dan kadang-kadang juga dililitkan di kaki. Panjangnya bervariasi, tergantung modenya. Semasa Kerajaan Lama pendek, sementara pada masa Kerajaan Tengah panjangnya bisa sampai betis. Lalu, selama periode Kerajaan Baru, mereka mengenakan model pakaian lipit. Para pria bangsawan dan konglomerat Mesir Kuno, selain mampu membayar linen berkualitas terbaik, juga menghiasi pakaian mereka dengan berbagai macam perhiasan sebanyak yang mereka mampu. Dalam acara-acara tertentu, mereka mengenakan hiasan kepala.
Adapun wanita-wanita Mesir Kuno, mereka mengenakan gaun panjang dengan satu atau dua tali bahu. Selama periode Kerajaan Baru, baik pria maupun wanita mengenakan kalasiris yang menutupi satu atau dua bahu. Gaun yang dikenakan oleh wanita-wanita kaya terbuat dari linen halus transparan dengan lengan lebar. Mereka juga menghiasi pakaian dengan berbagai ornamen, mengenakan perhiasan dan memakai hiasan kepala.
Sebagaimana disebutkan, perhiasan juga menjadi fokus pria dan wanita Mesir Kuno. Selain itu menunjukkan kekayaan, mereka juga percaya bahwa perhiasan akan menarik perhatian para dewa. Mereka mengenakan cincin, anting-anting, gelang, kancing berhias, kalung dan liontin. Perhiasan kalangan kaya terbuat dari emas dan batu-batu berharga, sedangkan jelata hanya mengenakan perhiasan yang terbuat dari manik-manik tembikar.
Untuk alas kaki, bangsa Mesir Kuno hanya memakai sandal untuk acara-acara khusus atau jika kaki mereka kemungkinan besar akan terluka. Sandal yang dipakai oleh kaum miskin terbuat dari tenunan papirus atau palem, sementara yang dipakai oleh orang kaya yang terbuat dari kulit.
Akhirnya, make up. Demi semakin memperindah penampilan, pria dan wanita Mesir Kuno juga memakai kosmetik. Mereka memakai maskara, eye shadow biru atau hijau yang terbuat dari mineral bubuk dan inai pewarna yang digunakan untuk mewarnai bibir dan kuku.
Sebagaimana disebutkan, perhiasan juga menjadi fokus pria dan wanita Mesir Kuno. Selain itu menunjukkan kekayaan, mereka juga percaya bahwa perhiasan akan menarik perhatian para dewa. Mereka mengenakan cincin, anting-anting, gelang, kancing berhias, kalung dan liontin. Perhiasan kalangan kaya terbuat dari emas dan batu-batu berharga, sedangkan jelata hanya mengenakan perhiasan yang terbuat dari manik-manik tembikar.
Untuk alas kaki, bangsa Mesir Kuno hanya memakai sandal untuk acara-acara khusus atau jika kaki mereka kemungkinan besar akan terluka. Sandal yang dipakai oleh kaum miskin terbuat dari tenunan papirus atau palem, sementara yang dipakai oleh orang kaya yang terbuat dari kulit.
Akhirnya, make up. Demi semakin memperindah penampilan, pria dan wanita Mesir Kuno juga memakai kosmetik. Mereka memakai maskara, eye shadow biru atau hijau yang terbuat dari mineral bubuk dan inai pewarna yang digunakan untuk mewarnai bibir dan kuku.
No comments:
Post a Comment