11.13.2012

11 Hal Menarik Tentang Bangsa Mesir Kuno

Mesir Kuno berdiri sebagai salah satu peradaban dunia yang paling canggih selama hampir 3.000 tahun dan menciptakan sebuah budaya yang begitu kaya sehingga melahirkan bidang studi tersendiri (Egyptology). Tetapi, sementara kesenian arsitektur dan metode penguburan Mesir Kuno menjadi daya tarik abadi, masih ada banyak hal yang mungkin beluma Anda ketahui tentang Mesir Kuno. Sebelas di antaranya ada pada daftar di bawah ini:
  • Cleopatra bukan orang asli Mesir
Bersama Raja Tut, Cleopatra VII merupakan sosok paling terkenal dalam sejarah Mesir Kuno. Tapi, tahukah Anda, meski ia lahir di Alexandria, Cleopatra sebenarnya mewarisi garis darah Yunani Makedonia dari Ptolemy I, salah satu letnan terbesar Alexander Agung. Dinasti Ptolemaic memerintah Mesir selama 323-30 SM dan sebagian besar pemimpinnya tetap mempertahankan budaya dan sensibilitas Yunani. Bahkan, Cleopatra dikenal sebagai salah satu anggota pertama dari dinasti Ptolemaic yang benar-benar berbicara dalam bahasa Mesir.
  • Mesir Kuno turut memprakarsai salah satu perjanjian damai paling awal
Selama lebih dari dua abad bangsa Mesir Kuno berperang melawan Kekaisaran Hittit untuk menguasai tanah yang sekarang disebut Suriah. Konflik ini memunculkan pertumpahan darah, seperti Pertempuran Kadesh (1274 SM). Tetapi, hingga masa Ramses II, tidak ada pihak yang tampil sebagai pemenang. Ditambah lagi, bangsa Mesir Kuno dan orang-orang Hittit sama-sama menghadapi ancaman dari luar pada tahun 1259 SM. Ramses II dan Raja Hittit, Hattusili III, merundingkan perjanjian damai. Perjanjian ini mengakhiri konflik dan memutuskan bahwa dua kerajaan akan saling membantu dalam menghadapi invasi pihak ketiga. Perjanjian tersebut kini diakui sebagai salah satu kesepakatan awal perdamaian dan salinannya dapat dilihat di atas pintu masuk menuju ruang Dewan Keamanan PBB di New York.
  • Mesir kuno menyukai permainan papan.
Setelah bekerja di sepanjang Sungai Nil, orang-orang Mesir Kuno menghabiskan waktu santainya dengan bermain permainan papan. Beberapa permainan yang dimainkan di antaranya adalah “Mehen” dan “Anjing dan Serigala.” Tetapi, yang paling populer adalah permainan peluang yang dikenal sebagai "Senet." Hobi ini tertanggal sejauh 3500 SM dan dimainkan pada papan panjang dengan 30 kotak. Setiap pemain memiliki satu set potongan yang bergerak di sepanjang papan sesuai dengan gulungan dadu atau tongkat pelempar. Sejarawan masih memperdebatkan aturan permainan Senet, tapi ada sedikit keraguan popularitas permainan. Foto di atas menggambarkan Ratu Nefertari sedang bermain Senet dan di kuburan Tutankhamen bahkan ditemukan papan permainan itu.
  • Perempuan Mesir Kuno memiliki berbagai hak dan kebebasan.
Ketika para perempuan sejaman mungkin dipandang lebih rendah dari pria, sebaliknya perempuan Mesir Kuno menikmati banyak kemandirian hukum dan finansial. Mereka bisa membeli dan menjual properti, bertugas sebagai juri, membuat surat wasiat dan bahkan masuk ke dalam kontrak hukum. Perempuan Mesir Kuno tidak biasa bekerja di luar rumah, tetapi mereka yang melakukan pekerjaan yang sama dengan pria menerima upah yang sama pula. Berbeda dengan perempuan Yunani Kuno, yang secara efektif dimiliki oleh suami mereka, para perempuan Mesir Kuno memiliki hak untuk bercerai dan menikah kembali. Pasangan Mesir Kuno bahkan juga menegosiasikan perjanjian pranikah. Kontrak ini berisi properti dan kekayaan perempuan yang dibawa ke pernikahan dan dijamin bahwa ia akan diberikan kompensasi ketika terjadi perceraian.
  • Pekerja Mesir juga melakukan mogok kerja.
Meskipun firaun dianggap sebagai dewa, para pekerja Mesir Kuno tidak takut untuk menuntut kondisi kerja yang lebih baik. Contoh yang paling terkenal datang di abad ke-12 SM pada masa pemerintahan firaun kerajaan baru, Ramses III. Ketika buruh terlibat dalam pembangunan pekuburan kerajaan di Deir el-Madinah tidak menerima pembayaran seperti biasanya yang berupa biji-bijian, mereka mengorganisir salah satu mogok kerja pertama yang tercatat dalam sejarah. Mereka hanya duduk-duduk, hanya memasuki kuil kamar mayat terdekat dan menolak untuk bekerja sampai keluhan mereka didengar. Protes mereka didengar dan akhirnya mereka menerima jatah, meski telat.
  • Firaun Mesir sering kelebihan berat badan.
Seni Mesir Kuno umumnya menggambarkan firaun berbadan ramping, tapi hal ini kemungkinan besar tidak terjadi. Makanan Mesir Kuno kebanyakan terdiri dari bir, anggur, roti dan madu yang semuanya mengandung kadar gula yang tinggi. Studi menunjukkan bahwa makanan-makanan tersebut mungkin telah membuat pinggang para bangsawan melar. Pemeriksaan mumi pun menunjukkan bahwa penguasa Mesir Kuno banyak yang tidak sehat, kelebihan berat badan, bahkan menderita diabetes. Sebuah contoh penting adalah Ratu Hatshepsut yang hidup pada abad ke-15 SM. Sementara sarkofagusnya menggambarkan dirinya ramping dan atletis, sejarawan percaya bahwa ia benar-benar gemuk dan botak.
  • Piramida tidak dibangun oleh para budak.
Kehidupan pembangun piramida tentu tidak mudah―kerangka pekerja biasanya menunjukkan tanda-tanda arthritis dan penyakit lainnya―tetapi bukti menunjukkan bahwa piramida tidak dibangun oleh budak, melainkan oleh buruh bayaran. Para pekerja konstruksi kuno adalah campuran dari pengrajin terampil dan pekerja sementara. Beberapa di antara mereka tampaknya bangga atas hasil kerajinan mereka. Grafiti yang ditemukan di dekat monumen menunjukkan bahwa mereka sering membuat nama-nama lucu, seperti "Para pemabuk dari Menkaure" atau "Kawan-kawan Khufu." Gagasan bahwa budaklah yang membangun piramida pertama kali dimunculkan oleh sejarawan Yunani, Herodotus pada abad ke-5 SM, namun sebagian besar sejarawan sekarang menganggapnya sebagai mitos. Meski Mesir Kuno tidak anti perbudakan, budak-buda itu tampaknya banyak digunakan sebagai pekerja lapangan dan pembantu rumah tangga.
  • Raja Tut mungkin telah dibunuh oleh kuda nil.
Sangat sedikit yang diketahui tentang kehidupan Tutankhamen, tetapi scan menunjukkan tubuh raja muda itu dibalsem tanpa hati atau dinding dada. Ini menunjukkan bahwa ia mungkin telah mengalami cedera mengerikan sebelum kematiannya. Menurut beberapa Egyptologist, salah satu penyebab yang paling mungkin adalah luka akibat gigitan kuda nil. Bukti menunjukkan bahwa orang-orang Mesir Kuno memburu binatang ini sebagai ajang olahraga dan patung-patung yang ditemukan di makam Raja Tut pun menggambarkan ia tengah melemparkan tombak.
  • Beberapa dokter Mesir Kuno memiliki bidang studi khusus.
Seorang dokter kuno biasanya bersifat all arround, namun bukti menunjukkan bahwa dokter Mesir Kuno kadang-kadang terfokus pada penyembuhan hanya satu bagian dari tubuh manusia. Bentuk awal spesialisasi medis pertama kali dicatat pada tahun 450 SM oleh Herodotus. Ia menulis, "Setiap dokter adalah penyembuh satu penyakit dan cukup itu saja ... beberapa unutk mata, beberapa untuk gigi, sebagian dari apa yang berkenaan dengan perut." Para spesialis bahkan memiliki nama tertentu.
  • Mesir Kuno punya banyak hewan peliharaan.
Orang-orang Mesir Kuno melihat hewan sebagai inkarnasi dari dewa-dewa dan salah satu peradaban pertama yang memelihara hewan peliharaan di rumah tangganya. Mesir Kuno sangat menyukai kucing yang dikaitkan dengan Dewi Bastet, tetapi mereka juga memiliki rasa hormat terhadap elang, ibis, anjing, singa dan babon. Hewan-hewan tersebu diberi tempat khusus di rumah-rumah Mesir Kuno. Hewan-hewan itu pun mereka sering dimumikan dan dikuburkan bersama pemiliknya setelah mereka meninggal. Ada pula hewan lain yang secara khusus dilatih untuk dipekerjakan sebagai pembantu. Polisi Mesir, misalnya, menggunakan anjing dan monyet terlatih untuk membantu mereka ketika keluar berpatroli.
  • Cowok dan cewek Mesir Kuno memakai makeup.
Pria dan perempuan Mesir Kuno dikenal dikenal sebagai pesolek. Mereka percaya bahwa dengan bersolek mereka akan mendapatkan perlindungan Dewa Horus dan Dewa Ra. Kosmetik mereka dibuat dengan cara menggiling bijih-bijihan, seperti perunggu dan galena, menjadi zat yang disebut kohl. Kohl inilah yang kemudian disapukan di sekitar mata dengan peralatan yang terbuat dari kayu, tulang dan gading. Perempuan menggunakan cat merah untuk menutupi noda di pipi mereka dan menggunakan henna untuk mewarnai tangan dan kuku. Soal parfum, baik pria maupun perempuan Mesir Kuno mengenakan parfum yang terbuat dari minyak, mur dan kayu manis. Orang Mesir percaya bahwa makeup memiliki kekuatan penyembuhan ajaib dan mereka tidak sepenuhnya salah: Penelitian telah menunjukkan bahwa kosmetik yang dikenakan sepanjang Sungai Nil benar-benar membantu mencegah infeksi mata.

No comments:

Post a Comment