11.20.2012

10 Inovasi Bangsa Romawi Kuno

Kekaisaran Romawi Barat telah runtuh lebih dari 1500 tahun yang lalu, namun warisannya yang inovatif masih bisa dilihat dan dinikmati hingga hari ini. Bangsa Romawi adalah arsitek luar biasa yang menghasilkan kemajuan teknologi, budaya dan arsitektur yang tiada bandingnya selama berabad-abad. Inovasi-inovasi yang dibangun Romawi Kuno di antaranya sebagai berikut:

  • Saluran Air
  • Bangsa Romawi menikmati banyak fasilitas, termasuk toilet umum, sistem pembuangan limbah bawah tanah, air mancur dan pemandian umum. Tak satu pun dari inovasi air tersebut akan mungkin terjadi tanpa saluran air. Bangsa Romawi pertama kali mengembangkan saluran air sekitar 312 SM. Keajaiban rekayasa ini menggunakan gaya berat untuk mengangkut air di sepanjang batu, timah dan pipa beton. Ratusan saluran air bermunculan di seluruh kekaisaran, beberapa di antaranya mengangkut air sejauh 60 mil. Sebagian bahkan masih digunakan sampai hari ini. Trevi Fountain atau Aqua Virgo, misalnya, merupakan salah satu dari 11 saluran air peninggalan Romawi Kuno yang masih berfungsi.
    • Beton
    Banyak struktur Romawi Kuno seperti Pantheon, Colosseum dan Forum yang masih berdiri kokoh. Kekokohan bangunan-bangunan itu tak lepas dari pengembangan semen dan beton oleh bangsa Romawi Kuno. Mereka telah menggunakan beton lebih dari 2.100 tahun yang lalu dan digunakan di seluruh Mediterania untuk membangun saluran air, jembatan, monument, bangunan-bangunan lainnya. Memang, beton Romawi Kuno tak bisa dibandingkan dengan beton modern, tetapi telah terbukti sangat awet berkat resep unik yang menggunakan kapur dan abu vulkanik yang dikenal sebagai pozzolana. Dikombinasikan dengan batuan vulkanik yang disebut tufa, semen kuno tersebut mampu membentuk beton yang bisa bertahan dari pembusukan kimia.
    • Koran
    Dikenal sebagai Acta Diurna (Tindakan Sehari-hari), koran-koran awal bangsa Romawi Kuno ditulis pada logam atau batu yang kemudian diposting di tempat-tempat, seperti di Forum. Acta Diurna diyakini pertama kali muncul sekitar 131 SM dan biasanya memuat rincian kemenangan militer Romawi, daftar pertandingan gladiator, pemberitahuan kelahiran dan kematian serta cerita-cerita menarik. Selain Acta Diurna, ada juga Acta Senatus yang merinci aktifitas Senat Romawi. Acta Senatus secara tradisional disembunyikan dari publik hingga tahun 59 SM ketika Julius Caesar kemudian memerintahkan publikasinya sebagai bagian dari reformasi populis yang dilembagakannya selama konsul pertamanya.
    • Program Kesejahteraan Masyarakat
    Romawi Kuno adalah mata air bagi banyak program pemerintah modern, termasuk langkah-langkah subsidi makanan, pendidikan dan biaya lain bagi yang membutuhkan. Program-program seperti itu dimulai pada tahun 122 SM ketika Tribun Gaius Gracchus melembagakan lex frumentaria, hukum yang memerintahkan pemerintah Roma untuk memasok warganya dengan jatah gabah berharga murah. Selanjutnya, Trajan menerapkan program yang dikenal sebagai "alimenta" untuk membantu pemberian pangan, sandang dan pendidikan bagi anak yatim dan anak-anak miskin. Item lainnya, termasuk jagung, minyak, roti, anggur dan babi akhirnya ditambahkan ke dalam daftar kendali harga barang yang mungkin bisa diperoleh dengan token yang disebut "tesserae." Program-program murah hati tersebut membantu kaisar-kaisar Romawi untuk merebut hati publik. Namun, beberapa sejarawan berpendapat bahwa mereka juga memberikan kontribusi terhadap penurunan ekonomi Roma.
    • Buku
    Bangsa Romawi Kuno mengalirkan media dengan menciptakan naskah kuno, setumpuk halaman terikat yang diakui sebagai inkarnasi awal dari buku. Naskah kuno pertama terbuat dari tablet lilin yang diikat, tapi kemudian digantikan oleh perkamen kulit hewan yang lebih jelas menyerupai halaman. Sejarawan kuno mencatat bahwa Julius Caesar membuat versi awal sebuah naskah kuno dengan menumpuk halaman papirus untuk membentuk buku catatan primitif. Namun, naskah terikat tidak populer di Roma sampai abad pertama. Masa Kristen awal menjadi masa adopsi teknologi baru yang menggunakannya secara ekstensif untuk memproduksi salinan dari Injil.
    • Jalan Raya
    Pada puncak kekuasannya, wilayah Kekaisaran Romawi mencakup hampir 1.7 juta mil persegi, termasuk sebagian besar Eropa bagian selatan. Untuk memastikan administrasi yang efektif di wilayahnya yang begitu luas, bangsa Romawi membangun sistem jalan yang paling canggih di dunia kuno yang pernah dilihat. Banyak jalan peninggalan Romawi yang masih digunakan sampai sekarang. Dengan menggunakan kombinasi kotoran, kerikil dan batu bata yang terbuat dari granit atau lava vulkanik yang mengeras, insinyur-insinyur Romawi menganut standar yang ketat ketika merancang jalan raya di mana jalan-jalan itu dibuat sedemikian rupa untuk memungkinkan drainase air. Bangsa Romawi membangun jalan sepanjang lebih dari 50.000 mil selama 200 SM, terutama dalam rangka kampanye militer. Jalan raya memungkinkan legiun Romawi untuk melakukan perjalanan sejauh 25 mil per hari. Dengan jalan raya pula jaringan pos menyampaikan pesan dan mekakukan kegiatan intelijensi secara cepat. Jalan-jalan tersebut pun dikelola dengan cara yang sama seperti jalan raya modern: ada batu penanda dan tanda-tanda informasi bagi wisatawan, sementara tentara bertindak sebagai patroli jalan raya.
    • Pelengkung
    Pelengkung telah ada selama sekitar 4.000 tahun, tapi orang-orang Romawi Kunolah yang pertama kali menggunakannya dalam pembangunan jembatan, monumen dan bangunan lain. Desain cerdik pelengkung memungkinkan berat bangunan akan merata sehingga dapat mencegah struktur bagian Romawi yang besar, seperti Colosseum, dari keruntuhan. Insinyur-insinyur Romawi memperbaharuinya dengan meratakan bentuknya dan menciptakan apa yang dikenal sebagai lengkungan segmental, mengulanginya pada berbagai interval untuk membangun dukungan kuat yang bisa menjangkau jarak yang lebar bila digunakan dalam pembangunan jembatan dan saluran air. Seiring dengan munculnya kolone, kubah dan langit-langit berkubah, pelengkung menjadi salah satu karakteristik yang mendefinisikan gaya arsitektur Romawi.
    • Kalender
    Kalender awal Romawi kemungkinan besar menjiplak model Yunani yang beroperasi di sekitar siklus lunar. Tetapi, karena orang-orang Romawi mempertimbangkan adanya angka-angka sial, mereka akhirnya mengubah kalender dengan memastikan bahwa setiap bulan memiliki sejumlah tanggal ganjil. Praktek ini berlanjut sampai 46 SM ketika Julius Caesar dan astronom Sosigenes melembagakan sistem Julian untuk menyelaraskan kalender dengan tahun matahari. Caesar memperpanjang jumlah hari dalam satu tahun dari 355 ke 365 dan 12 bulan dalam satu tahun. Kalender Julian nyaris sempurna, tetapi salah memperhitungkan tahun solar sebesar 11 menit. Kesalahan tersebut menyababkan kalender kehilangan beberapa hari. Hal ini pula yang mendorong kalender Gregorian pada tahun 1582 yang menetapkan diskrepansi dengan mengubah jadwal tahun kabisat.
    • Tabel Dua Belas dan Corpus Juris Civilis
    Subpoena, habeas corpus, pro bono, affidavit. Semua istilah tersebut berasal dari sistem hukum Romawi, yang mendominasi hukum dan pemerintahan Barat selama berabad-abad. Dasar hukum Romawi awal berasal dari Tabel Dua Belas, kode yang membentuk bagian penting dari konstitusi selama era Republik. Pertama diadopsi sekitar 450 SM, Tabel Dua Belas merinci hukum mengenai properti, agama, perceraian dan daftar hukuman untuk segala bentuk pencurian hingga ilmu hitam. Setelah Tabel Dua Belas, muncul Corpus Juris Civilis, sebuah upaya ambisius untuk mensintesis sejarah hukum Roma ke dalam satu dokumen. Didirikan oleh kaisar Bizantium Justinius, antara 529 dan 535 Masehi, Corpus Juris Civilis mencakup konsep hukum modern, seperti gagasan bahwa terdakwa tidak bersalah sampai terbukti bersalah. Setelah jatuhnya kekaisaran Romawi, Corpus Juris Civilis menjadi dasar bagi banyak sistem hukum di dunia.
    • Pembedahan di Medan Perang
    Bangsa Romawi menemukan banyak alat-alat bedah dan memelopori penggunaan operasi caesar, namun kontribusi mereka yang paling berharga adalah pengobatan di medan perang. Di bawah kepemimpinan Augustus, mereka mendirikan sebuah korps medis militer yang menjadi salah satu unit bedah pertam di medan perang. Mereka menyelamatkan hidup orang banyak melalui penggunaan inovasi medis Romawi, seperti torniket hemostatik dan klem bedah arteri untuk mencegah kehilangan darah. Dokter militer Romawi juga melakukan pemeriksaan fisik pada prajurit baru dan membantu membendung penyebaran penyakit dengan mengawasi sanitasi di kamp-kamp militer. Mereka bahkan mendisinfeksi instrumen dalam air panas sebelum digunakan, merintis suatu bentuk operasi antiseptik yang tidak sepenuhnya dianut sampai abad ke-19. Medis militer Romawi terbukti begitu maju untuk mengobati luka dan mempromosikan kesehatan bahwa tentara cenderung hidup lebih lama daripada rata-rata warga negara meskipun terus-menerus menghadapi bahaya pertempuran.

    No comments :

    Post a Comment