10.16.2012

Di Balik Pembangunan Kota Alexandria

Raja Macedonia, yang memimpin sebuah imperium yang membentang dari Yunani hingga Mesir dan Sungai Indus, mendirikan kota Alexandria pada 331 SM. Kota ini kemudian menjadi sangat makmur. Saat ini, lebih dari 4 juta orang tinggal di Alexandria modern.
Kota Alexandria, sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno, kemungkinan memang dibangun sejajar dengan terbitnya matahari pada hari kelahiran Alexander Agung. Menurut Giulio Magli, seorang archaeoastronomer di Politecnico Milan, Alexandria kuno direncanakan mengitari jalan raya utama timur-barat yang disebut Jalan Kanopik. Sebuah studi mengenai rute kuno tersebut mengungkapkan bahwa kota itu tidak ditata sesuai dengan topografi, misalnya, tidak cukup sejajar dengan garis pantai. Tetapi, pada hari kelahiran Alexander Agung, matahari terbit nyaris sejajar dengan jalan. Hasilnya, ia menambahkan, bisa membantu para peneliti dalam perburuan untuk meemukan makam Alexander Agung. Teks kuno percaya bahwa tubuh raja itu ditempatkan dalam peti emas dalam sarkofagus emas yang kemudian diganti dengan kaca. Makam, terletak di suatu tempat di Alexandria, telah hilang selama hampir 2.000 tahun.
Magli dan rekannya, Luisa Ferro, menggunakan perangkat lunak komputer untuk mensimulasikan posisi matahari pada abad keempat SM―karena orbit bumi tidak sempurna, ada beberapa variasi dalam jalur matahari selama berabad-abad. Berdasarkan kalender Julian, Alexander Agung lahir pada 20 Juli 356 SM. Kalender tersebut sedikit berbeda dari kalender modern, kalender Gregorian, karena tidak memiliki tahun kabisat untuk memperhitungkan hari parsial dalam orbit bumi yang mengelilingi matahari. Pada hari itu, pada abad keempat SM, para peneliti menemukan bahwa matahari terbit di tempat yang kurang dari setengah derajat dari rute jalan itu.
Magli juga mengatakan bahwa "Si Raja Bintang" Regulus, yang ditemukan pada kepala singa di konstelasi Leo, juga nyaris sempurna kesejajarannya dengan Jalan Kanopik dan menjadi terlihat setelah sebuah periode konjungsi dengan matahari saat mendekati tanggal 20 Juli. Orbit Bumi telah cukup berubah menyebabkan fenomena Regulus tidak lagi terjadi.
"Mensejajarkan Alexandria dengan matahari pada hari kelahiran Alexander merupakan sebuah cara eksplisit untuk menunjukkan kekuasaannya yang diwujudkan dalam proyek arsitektur," kata Magli.
Arsitektur dan astronomi merupakan sebuah hal umum di dunia kuno. Piramida Agung Giza, misalnya, sejajar dengan presisi yang luar biasa di sepanjang titik-titik kompas yang memerlukan penggunaan bintang-bintang sebagai titik acuan.

referensi

No comments :

Post a Comment