Terlepas dari kenyataan bahwa komodo (Varanus komodoensis) sangat menarik, ada banyak yang hilang dalam pemahaman kita tentang sejarah alam mereka. Sebuah penelitian atas fosil-fosil di Australia, Timor, Flores, Jawa dan India menunjukkan bahwa komodo kemungkinan besar berevolusi di Australia, lalu tersebar ke arah barat (Indonesia).
Berikut adalah hipotesis-hipotesis tentang asal komodo.
Hipotesis pertama mengatakan bahwa ukuran tubuh komodo disebabkan oleh “Efek Pulau.” Di daerah kepulauan, beberapa hewan mungkin memiliki ukuran yang lebih besar karena adanya peningkatan ketergantungan pada makanan berkualitas lebih rendah yang ada di pulau itu―ukuran tubuh yang lebih besar mengakomodasi usus agar dapat memproses makanan. Dalam kasus lain, hewan semakin kecil karena berbagai alasan. Tapi kebanyakan, pulau-pulau memiliki efek aneh pada banyak spesies karena evolusi pada populasi kecil dapat berlangsung sangat cepat. Hewan-hewan yang terbatas pada pulau-pulau untuk jangka waktu yang lama mungkin hanya berkembang menjadi relung makanan (yang sering kali berhubungan dengan ukuran tubuh) di mana spesies yang sama, tapi hidup di daratan tidak mengalaminya.
Hipotesis kedua menjelaskan bahwa ukuran besar komodo disebabkan karena mereka pernah menjadi spesialis pemburu Stegodon kerdil (gajah kecil). Ini adalah semacam efek pulau tidak langsung. Ukuran stegodon t kecil karena mereka tinggal di pulau-pulau dan kadal berevolusi menjadi cukup besar untuk memakannya.
Kedua hipotesis di atas tampaknya tidak mungkin. Penelitian baru menunjukkan bahwa komodo benar-benar bagian dari sebuah distribusi spesies kadal yang benar-benar besar di seluruh wilayah, termasuk Australia. Bahkan, dibandingkan dengan beberapa kadal lainnya, komodo termasuk jenis yang kecil.
Menurut Scott Hocknull, Kurator senior Geosciences di Queensland Museum, Australia adalah sebuah pusat evolusi kadal. Ia mengatakan bahwa catatan fosil menunjukkan bahwa selama empat juta tahun terakhir Australia telah menjadi rumah bagi kadal terbesar di dunia, termasuk raksasa lima meter yang disebut Megalania (Varanus prisca). Sekarang kita bisa mengatakan bahwa Australia juga merupakan tempat kelahiran komodo (Varanus komodoensis). Kedua kadal raksasa tersebut ada di Australia pada waktu yang sama.
smithsonianmag.com
Tengkorak komodo modern |
Hipotesis pertama mengatakan bahwa ukuran tubuh komodo disebabkan oleh “Efek Pulau.” Di daerah kepulauan, beberapa hewan mungkin memiliki ukuran yang lebih besar karena adanya peningkatan ketergantungan pada makanan berkualitas lebih rendah yang ada di pulau itu―ukuran tubuh yang lebih besar mengakomodasi usus agar dapat memproses makanan. Dalam kasus lain, hewan semakin kecil karena berbagai alasan. Tapi kebanyakan, pulau-pulau memiliki efek aneh pada banyak spesies karena evolusi pada populasi kecil dapat berlangsung sangat cepat. Hewan-hewan yang terbatas pada pulau-pulau untuk jangka waktu yang lama mungkin hanya berkembang menjadi relung makanan (yang sering kali berhubungan dengan ukuran tubuh) di mana spesies yang sama, tapi hidup di daratan tidak mengalaminya.
Persebaran kadal raksasa dari Auatralia ke pulau-pulau di Indonesia selama 3 juta tahun terakhir |
Kedua hipotesis di atas tampaknya tidak mungkin. Penelitian baru menunjukkan bahwa komodo benar-benar bagian dari sebuah distribusi spesies kadal yang benar-benar besar di seluruh wilayah, termasuk Australia. Bahkan, dibandingkan dengan beberapa kadal lainnya, komodo termasuk jenis yang kecil.
Menurut Scott Hocknull, Kurator senior Geosciences di Queensland Museum, Australia adalah sebuah pusat evolusi kadal. Ia mengatakan bahwa catatan fosil menunjukkan bahwa selama empat juta tahun terakhir Australia telah menjadi rumah bagi kadal terbesar di dunia, termasuk raksasa lima meter yang disebut Megalania (Varanus prisca). Sekarang kita bisa mengatakan bahwa Australia juga merupakan tempat kelahiran komodo (Varanus komodoensis). Kedua kadal raksasa tersebut ada di Australia pada waktu yang sama.
smithsonianmag.com
No comments:
Post a Comment