10.20.2012

6 Hal Tentang Caligula

Salah satu manusia iconic terburuk dalam sejarah, Caligula, yang memerintah Roma selama empat tahun, tetapi memamerkan kekejaman dan kegilaan selama pemerintahannya. Betulkah Caligula sedemikian itu? Ternyata sebagian besar dari apa yang kita ketahui tentang kaisar terkenal itu berasal dari sumber yang sangat meragukan. Itu karena Suetonius dan Dio, yang menulis sebagian besar catatan pedas tentang kegilaan Caligula, hidup beberapa dekade setelah masa Caligula mereka dan mendasarkan karya mereka pada legenda. Di bawah ini kita akan menjelajahi enam fakta tentang Caligula yang mungkin atau setidaknya benar.
Caligula bukanlah nama sebenarnya
Pada zaman Romawi, orang tua bangga mendandani keturunan mereka dengan pakaian orang dewasa dalam versi kecil. Begitulah. Ketika Jenderal Germanicus membawa anaknya, Gaius, dalam kampanye, sepatu tentara atau caligae yang dipakai oleh anak itu semakin memperkecil ukuran tubuhnya. Entah sayang atau mengejek, pasukan Germanicus kemudian menyebut Gaius sebagai "Caligula," yang berarti "Boots kecil."
Ibunya berperangai kasar
Agrippina Tua memiliki hubungan dekat dengan kakeknya, Kaisar Agustus, yang secara pribadi mengawasi pendidikannya. Setelah menikah dengan Germanicus, ia menantang tradisi dengan menemani sang suami dalam kampanye militer di Germania. Dilaporkan bahwa ia bertindak sebagai penasehat dan diplomat. Ketika Germanicus meninggal dalam keadaan yang mencurigakan, Agrippina berani menuduh salah satu saingan Germanicus yang meracuni diri suaminnya itu. Sebagai seorang tokoh politik terkemuka, ia juga berbicara menentang suksesor Augustus, Tiberius, yang ia benci. Akibatnya, hubungannya dengan kaisar menjadi buruk sehingga ia dicambuk sampai kehilangan sebelah matanya. Ia kemudian mogok makan sampai akhirnya mati di penjara, empat tahun sebelum anaknya, Caligula, mulai berkuasa.
Laporan mengenai incest berlebihan
Adalah Suetonius yang pertama kali mengklaim bahwa Caligula melakukan incest dengan tiga saudara perempuannya. Sejarawan Romawi bahkan menambahkan bahwa hal itu terjadi selama perjamuan, saat tetamu dan istri Caligula sedang berkumpul. Tapi, Suetonius menulis kisah itu pada 121 AD, 80 tahun setelah Caligula dibunuh pada usia 28 oleh anggota Praetoria Guard. Penulis sejarah sebelumnya yang benar-benar hidup di bawah kekuasaan Caligula, yaitu Seneca dan Philo, tidak pernah menyebutkan perilaku meyimpang itu meskipun tetap melontarkan kritik keras terhadap sang kaisar. Sementara Tacitus, di mana ia menuduh adik Caligula, Agrippina Muda―istri Kaisar Claudius―melakukan incest dengan anaknya, bukan dengan sang kakak.
Ia meluncurkan tongkang wisata di danau Nemi
Menurut Suetonius, Caligula telah melakukan pemborosan tak terbatas dengan membangun sebuah jembatan apung sementara di Teluk Baia supaya ia bisa naik dengan penuh kemenangan dari satu ujung ke ujung lainnya. Tentang hal ini, tidak ada jejak yang pernah ditemukan sehingga sebagian besar sejarawan menganggapnya sebagai mitos. Namun, bukti dari gaya hidup mewah Caligula muncul di Danau Nemi di mana para pekerja berhasil menyelamatkan dua tongkang wisata besar dan lengkap dengan dekorasi marmer, lantai mosaik dan patung pada akhir tahun 1920 dan awal 1930an. Pada pipa timah di salah bangkai kapal terdapat prasasti yang berbunyi "Properti Gaius Caesar Augustus Germanicus." Sebuah tembakan Sekutu akhirnya menghancurkan sebagian besar kapal pada tahun 1944.
Ia merancang gerakan untuk menaklukkan Britania
Caligula sering diingat sebagai penguasa egois, bodoh, lemah dan berubah-ubah pikiran selama empat tahun masa pemerintahannya. Tetapi, jika keterampilan kepemimpinannya begitu buruk, beberapa sarjana berpendapat, bagaimana ia bisa mencaplok provinsi baru, melebarkan sayap kekuasaan ke Barat dan merumuskan rencana untuk mengambil alih Inggris? Meskipun Caligula hanya mendapat tidak lebih dari Selat Inggris dan dibunuh segera setelah itu, persiapan invasinya itu akan memungkinkan Claudius untuk memulai penaklukan sukses Roma atas Inggris pada 43 SM.
Jika Caligula memang gila, penyakit fisik yang mesti disalahkan
Sekarang ini, banyak sejarawan yang menolak gagasan bahwa Caligula meneror Roma dengan kegilaan yang tak terkendali, khayalannya, kesewenang-wenangannya dan mencoba untuk menjadikan kudanya sebagai konsul. Anggota parlemen mungkin telah menendangnya dari kekuasaan atas perilaku tersebut. Tetapi, dengan asumsi bahwa sang kaisar banyak difitnah sebagaimana digambarkan oleh penulis kroniknya, beberapa sarjana menyarankan bahwa penyakitlah yang membuatnya tertekuk―kemungkinan epilepsi lobus temporal, hipertiroidisme atau penyakit Wilson, suatu kelainan bawaan yang dapat menyebabkan ketidakstabilan mental.
referensi

No comments :

Post a Comment