3.12.2013

Sejarah Seni Tato

Antusiasme manusia pada seni tato telah berlangsung selama ribuan tahun. Tato melibatkan penyisipan bahan berwarna di bawah permukaan kulit. Selain sebagai ekspresi seni, tato seringkali juga menjadi pernyataan tentang sesuatu. Istilah tato (tattoo) sendiri diambil dari salah satu kata dalam bahasa Polinesia dan Tahiti, yaitu 'Ta' yang berarti 'sesuatu yang mencolok' dan 'Tatau' yang berarti 'untuk menandai sesuatu'.
Berdasarkan temuan, tato tertua kemungkinan dimiliki oleh “Otzi Si Manusia Es” yang ditemukan pada tahun 1991. Pada mayat pria 5.000 tahun itu terdapat 57 tato yang diduga berfungsi sebagai obat: terdiri dari gambar salib di bagian dalam lutut kiri, enam garis lurus di atas ginjal dan garis-garis paralel di pergelangan kaki.
Selanjutnya, pada makam yang digali di bagian selatan Siberia selama tahun 1940-an ditemukan mumi 2.500 tahun dengan tato binatang dan monster. Diyakini bahwa kerumitan tato mencerminkan status sosial si pemilik tato. Mesir juga bertanggung jawab untuk penyebaran seni tato di seluruh dunia. Paling tidak, sejak 2.000 SM, tato telah dikenal masyarakat di sepanjang jalan menuju Asia Tenggara.
Bukti awal tato di Jepang berasal dari patung tanah liat dengan wajah dicat atau diukir dalam representasi yang menyerupai tato. Yang tertua diambil makam berpenanggalan setidaknya 3.000 SM. Patung-patung tersebut secara simbolis bertindak teman si mati. Dalam hal ini, tato mungkin memiliki signifikansi agama atau magis. Sementara catatan tertulis pertama mengenai tato Jepang berangka tahun 297 AD.
Budaya Celtic dari 1200 sampai 400 BC sangat tertarik pada seni tubuh. Body painting dilakukan dengan woad, meninggalkan desain biru di kulit. Umumnya berbentuk spiral dan garis yang jalin menjalin secara kompleks (melambangkan hubungan semua kehidupan). Abad XI tato juga terdapat pada mumi Inca yang ditemukan di Peru. Pribumi Amerika Tengah melihat tato sebagai lencana keberanian. Ketika Cortez tiba di Meksiko pada tahun 1519 ia menemukan penduduk asli juga mencantumkan gambar dari berhala sesembahan pada kulit mereka. Begitu pula dengan Indian yang menggunakan tato untuk menandakan keberanian atau status, sementara perempuan Eskimo Inuit mentato dagu mereka untuk menunjukkan status perkawinan dan identitas kelompok.
Memasuki dunia modern, toko tato pertama buka di New York dibuka pada tahun 1846. Samuel O'Reilly kemudian menciptakan mesin tato listrik pada tahun 1891.
Pelaut tampaknya juga mencintai tato. Setelah Kapten Cook kembali dari perjalanan Polinesianya, tato menjadi tradisi di angkatan laut Inggris. Raja Edward VII menerima tato pertamanya−sebuah salib Yerusalem−di lengannya pada tahun 1862, ketika masih menjadi Prince of Wales. Tato pun mulai menjadi fashion di kalangan bangsawan. Pada tahun 1882, anak-anak raja Edward III, Dukes of Clarence dan York, ditato oleh seorang master Jepang, Hori Chiyo.

No comments :

Post a Comment