Para ilmuwan telah menemukan apa yang mereka yakini sebagai diseksi tertua manusia yang diawetkan di Eropa. Temuan ini terdiri dari sebuah kepala manusia dewasa dan bahu dengan bagian atas tengkorak dan otak dihilangkan. Berdasarkan penanggalan radiokarbon kepala tersebut berasal dari antara tahun 1200 dan 1280 AD.
Arteri kepala tersebut dipenuhi senyawa “logam lilin”―terdiri dari lilin lebah, kapur dan cinnabar merkuri―yang digunakan sebagai pengawet dan sebagai cara untuk mewarnai system sirkulasi. Para ahli mengatakan bahwa kehadiran zat ini menunjukkan keahlian anatomi tak terduga selama Abad Kegelapan.
Hal ini juga membalikkan teori sebelumnya yang mengatakan bahwa selama Abad Kegelapan hanya diperoleh sedikit kemajuan ilmiah. Juga membuktikan bahwa tubuh manusia pada masa itu tidak hanya dibedah dan kemudian dibuang, tetapi diawetkan (mungkin untuk digunakan dalam eksperimen medis). Kendati spesimen mengalami beberapa kerusakan dan menunjukkan bukti telah digerogoti oleh tikus dan serangga, pengawetan itu tampaknya begitu sukses sehingga pada kepala masih terdapat beberapa rambut merah, termasuk jenggot dan kumis.
Menurut para peneliti, si empunya kepala dipastikan itu hanya memiliki empat gigi kiri dan menderita osteoarthritis ketika dia meninggal. Identitasnya memang tidak diketahui, tetapi para peneliti, yang menerbitkan temuan mereka dalam jurnal Archives of Medical Science, menduga bahwa dia bisa saja orang yang dilembagakan. Seorang tahanan atau orang miskin yang mayatnya tidak pernah diklaim, misalnya.
Fragmen tubuh manusia yang dibedah sebelum abad ke-19 sangat langka dan terutama telah ditemukan di Venice, Marseille, Sens, dan Douai. Pembedahan manusia secara ilmiah untuk pertama kalinya dilakukan di Alexandria, Mesir, oleh dokter Yunani pada bagian awal abad ketiga SM. Sedangkan diseksi manusia muncul pertama kali di Italia dalam beberapa dekade terakhir pada abad ke-13.
Daily Mail
Hal ini juga membalikkan teori sebelumnya yang mengatakan bahwa selama Abad Kegelapan hanya diperoleh sedikit kemajuan ilmiah. Juga membuktikan bahwa tubuh manusia pada masa itu tidak hanya dibedah dan kemudian dibuang, tetapi diawetkan (mungkin untuk digunakan dalam eksperimen medis). Kendati spesimen mengalami beberapa kerusakan dan menunjukkan bukti telah digerogoti oleh tikus dan serangga, pengawetan itu tampaknya begitu sukses sehingga pada kepala masih terdapat beberapa rambut merah, termasuk jenggot dan kumis.
Menurut para peneliti, si empunya kepala dipastikan itu hanya memiliki empat gigi kiri dan menderita osteoarthritis ketika dia meninggal. Identitasnya memang tidak diketahui, tetapi para peneliti, yang menerbitkan temuan mereka dalam jurnal Archives of Medical Science, menduga bahwa dia bisa saja orang yang dilembagakan. Seorang tahanan atau orang miskin yang mayatnya tidak pernah diklaim, misalnya.
Fragmen tubuh manusia yang dibedah sebelum abad ke-19 sangat langka dan terutama telah ditemukan di Venice, Marseille, Sens, dan Douai. Pembedahan manusia secara ilmiah untuk pertama kalinya dilakukan di Alexandria, Mesir, oleh dokter Yunani pada bagian awal abad ketiga SM. Sedangkan diseksi manusia muncul pertama kali di Italia dalam beberapa dekade terakhir pada abad ke-13.
Daily Mail
No comments :
Post a Comment