3.16.2013

11 Hal Tentang Perjalanan Marco Polo

Pada 1271, pedagang Venesia, Marco Polo, berangkat bersama ayah dan pamannya melakukan perjalanan legendaris di seluruh Asia. Selama 24 tahun perjalanannya, ia menjadi salah satu orang Eropa pertama yang mencatat kota, budaya dan teknologi bangsa-bangsa Asia. Hampir 750 tahun setelah ia memulai perjalanannya, ada 11 fakta menarik tentang kehidupan salah satu penjelajah terbesar dalam sejarah ini.
  • Menulis Kisah Perjalanan di penjara
Marco Polo dikenang berkat narasi warna-warni nan populer tentang perjalanannya ke timur, yang dikenal sebagai "The Travels of Marco Polo." Ironisnya, catatannya sebagai penjelajah itu ditulis saat ia mendekam di balik jeruji besi. Pada 1298, tiga tahun setelah ia kembali dari perjalanannya, ia ditangkap setelah memimpin gali Venezia ke medan perang melawan Genoa. Saat di penjara itulah bertemu Rustichello yang berasal dari Pisa, seorang tawanan yang dikenal sebagai penulis roman berbakat. Bersemangat untuk mendokumentasikan tahun petualangannya, Marco Polo mendiktekan kisah hidupnya kepada Rustichello yang bertindak sebagai semacam pengarang untuk orang lain. Pada saat pembebasan mereka di tahun 1299, mereka telah menyelesaikan buku yang akan membuat nama Marco Polo melambung.
  • Bukan Eropa Pertama
Dalam hal ini, seorang rahib Fransiskan bernama Giovanni da Pian del Carpini telah mencapai China pada 1240―lebih dari 20 tahun sebelum Marco Polo meninggalkan Eropa―dan sempat beraudiensi dengan Kubilai Kahn dari Kerajaan Mongol. Utusan Katolik lainnya kemudian mengikuti jejak Carpini, termasuk William of Rubruck, yang pergi timur pada 1250 untuk menyebarkan Kristen di Mongol. Para misionaris awal sebagian besar terinspirasi oleh mitos Prester John, seorang raja legendaris yang diyakini menguasai sebuah kerajaan Kristen di Timur. Marco Polo juga menyebutkan raja fiksi dalam bukunya dan menggambarkan dirinya sebagai pejuang yang bertempur melawan penguasa Mongol, Jenghis Kahn.
  • Nyaris Tidak Kenal Ayah dan Paman
Beberapa bulan sebelum Marco Polo lahir pada 1254, ayahnya, Niccolo, dan pamannya, Maffeo, meninggalkan Italia untuk berdagang ke Asia. Kakak-beradik itu pun baru kembali ke Venesia pada 1269. Meskipun pada dasarnya asing dengan ayah dan pamannya, Marco Polo bergabung dengan mereka ketika mereka melakukan perjalanan kedua pada 1271. Awalnya mereka merencanakan hanya tinggal secara singkat di Timur Jauh, tetapi kemudian tiga orang itu akhirnya melakukan perjalanan di Asia selama lebih dari 20 tahun.
  • Duta Kubilai Kahn
Selain mencari sutra, permata dan rempah-rempah, Marco Polo, Maffeo dan Niccolo juga bekerja sebagai utusan untuk kaisar Kubilai Kahn. Niccolo sendiri telah berteman dengan sang kaisar pada perjalanan sebelumnya. Marco Polo kemudian membentuk ikatan yang sangat kuat dengan Kubilai Kahn: dikirim ke Cina dan Asia Tenggara sebagai pemungut pajak dan utusan khusus. Kepercayaan dan perlindungan Kubilai Kahn memungkinkan trio Venezia itu untuk bergerak bebas dalam batas-batas Kekaisaran Mongol. Marco Polo bahkan diberi "Paiza", tablet emas yang memberinya hak untuk memanfaatkan kuda kekaisaran dan penginapan. Berkat paspor resmi, perjalanan mereka melalui Asia pun tidak hanya sebagai pedagang, tapi sebagai tamu terhormat dari Kubilai Kahn
  • Makhluk Mitos
Setelah kembali dari Asia, Marco Polo mendokumentasikan pertemuannya dengan hewan-hewan―yang menurutnya asing―seperti gajah, monyet dan buaya. Ia menggambarkan buaya, misalnya, sebagai ular raksasa dengan cakar tajam yang bisa menelan seorang manusia. Ketika melihat seekor badak Asia, ia pikir binatang bertanduk itu adalah unicorn.
  • Menggambarkan Teknologi Asia
Adalah kesalahpahaman umum bahwa Marco Polo memperkenalkan pasta di Italia―faktanya, hidangan itu sudah ada di Eropa selama berabad-abad―tapi ada sedikit keraguan jika dirinya membuat Barat menyadari penemuan bangsa Cina. Misalnya, ia menyuguhkan para pembacanya dengan konsep uang kertas yang muncul di Eropa pada tahun-tahun setelah kedatangannya. Ia juga menggambarkan batubara―yang tidak banyak digunakan di Eropa sampai abad ke-18―dan memperkenalkan kacamata ke Barat. Sementara itu, ia menawarkan salah satu catatan sejarah yang paling rinci tentang jaringan kompleks pos pemeriksaan dan kurir yang memungkinkan Kubilai Kahn untuk mengatur administrasi kerajaannya yang luas.
  • Nyaris Mati
Setelah bertahan puluhan tahun dalam perjalanan dan beberapa kali berhadapan dengan bahaya mematikan, trio Venezia ini menemui rintangan terbesar ketika mereka mencoba untuk kembali ke Italia. Khawatir kepergian mereka akan membuatnya terlihat lemah, Kubilai Kahn awalnya menolak untuk melepaskan mereka. Marco Polo cs hanya mengizinkan mereka meninggalkan Mongol pada tahun 1292 ketika mereka mengawal seorang putri Mongol ke Persia melalui laut. Meski berhasil, misi itu ternyata menjadi yang paling berbahaya dari perjalanan mereka. Marco Polo kemudian menulis bahwa perjalanan laut itu merenggut ratusan jiwa.
  • Kehilangan Banyak Keuntungan
Setelah mereka pindah dari wilayah Mongol, Marco Polo, Niccolo dan Maffeo tidak bisa lagi mengandalkan perlindungan Kubilai Kahn. Ketika melewati kerajaan Trebizond, Turki, pemerintah setempat merampok mereka. Mereka pun kehilangan sekitar 4.000 koin emas Bizantium. Meskipun menderita kerugian yang signifikan, mereka bias mempertahankan barang-barang lainnya sampai tiba di rumah pada 1295 sebagai pria-pria kaya. Menurut catatan, mereka menyembunyikan sebagian besar permata dengan menjahitkannya ke dalam lapisan mantel mereka.
  • Cerita Bohong
Deskripsi rumit Marco Polo tentang istana kerajaan di Xanadu, metropolis Quinsai (sekarang Hangzhou) dan banyak keajaiban dari Timur terlalu muluk untuk dipercaya. Para pembaca catatan perjalanannya pun menganggap Marco Polo dan Rustichello berlebihan dan berkhayal. Misalnya, secara fiksional sering memasukkan dirinya ke adegan pertempuran dan intrik pengadilan. Sementara sejarawan paling modern masih percaya bahwa sebagian besar bukunya faktual dan yang lain menganggapnya sebagai suatu fabrikasi langsung dan mengklaim bahwa Marco Polo bahkan tidak pernah berhasil ke Cina. Marco Polo sendiri tidak pernah mengakui kebohongannya. Bahkan di ranjang kematiannya ia dikatakan telah berkata, "Saya tidak mengatakan setengah dari apa yang saya lihat."
  • Pengaruh Marco Polo
Marco Polo tidak pernah melihat dirinya sebagai seorang penjelajah, tetapi ia lebih suka memakai istilah "musafir." Apa pun itu, yang jelas perjalanan Marco Polo menginspirasi generasi petualang berikutnya. Di antara murid-muridnya adalah Christopher Columbus yang membawa salinan "The Travels of Marco Polo" dalam perjalanan mencari Dunia Baru. Tidak menyadari bahwa kerajaan Mongol sudah jatuh pada saat pelayarannya, Columbus bahkan berencana untuk mengikuti jejak Marco Polo dengan membuat kontak dengan penggantinya Kubilai Kahn.
  • Tak Sejauh Battuta
Marco Polo mungkin salah satu dari wisatawan sejarah terbesar. Tetapi, dalam hal jarak, ia dikalahkan oleh explorer Maroko, Ibnu Battuta. Lahir hanya beberapa dekade setelah akhir perjalanan Marco Polo, Battuta menghabiskan sebagian besar hidupnya mengembara Afrika, Timur Tengah, Asia dan Cina. Pada saat kematiannya (1369), Battuta telah melewati―setara dengan―44 negara modern dan jarak yang ditempuhnya sejauh 73.000 mil atau hampir tiga kali lebih jauh dari Marco Polo.

No comments:

Post a Comment