71 tahun silam, pada 7 Desember 1941, pesawat tempur-pesawat tempur Jepang menyerang pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, Hawaii. Ternyata cuaca juga memainkan peran kunci dalam peristiwa itu. Demikian menurut Ahli Senior Meteorologi AccuWeather.com, Alex Sosnowski.
Menurut National Geographic, komandan Jepang yang mendengar laporan cuaca Honolulu menyatakan bahwa sebagian besar awan berada di atas pegunungan, namun visibilitas masih ketika pesawat-pesawat tempur Jempang mendekati Oahu. Ketika awan pecah, pilot dilaporkan melihat "garis putih sepanjang pantai" yang mengacu pada titik Kakuku di Oahu.
Sementara Paul Stillwell, Mantan Direktur Sejarah US Naval Institute, menjelaskan bahwa dampak cuaca sebenarnya secara tidak langsung juga menguntungkan AS. "USS Enterprise (CV-6) berangkat dari Pulau Wake dan dijadwalkan tiba pada pagi tanggal 7, namun ditunda karena laut yang buruk," katanya. "Kapal terlambat tiba di Pearl Harbor dan karena itu tidak hadir saat serangan berlangsung. Enterprise memainkan peran penting sepanjang sisa perang. Dan jika itu terjadi di pelabuhan pada hari itu, segala hal mungkin sangat berbeda ."
Dalam pidatonya tanggal 8 Desember 1941, Presiden Franklin D. Roosevelt mengungkapkan bahwa serangan itu sengaja direncanakan selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu sebelumnya. Tengtang hal ini, US Naval Institute juga mengatakan bahwa mata-mata Jepang, Takeo Yoshikawa, memberi informasi tentang gerakan-gerakan kapal di pangkalan angkatan laut AS itu beserta kondisi cuaca. Setelah memutuskan jumlah maksimal kapal yang akan berada di pelabuhan pada pagi hari tanggal 7 Desember, Yoshikawa memberitahu komandannya untuk bergerak maju.
Mantan perawat tentara angkatan laut, Milton Moyer, masih mengingat saat ia mendengar berita tentang penyerangan itu. "Saya berada di rumah di Gettysburg ketika kami mengetahui tentang serangan itu. Kami tidak memiliki radio pada saat itu. Tetapi, seorang teman kami dating ke rumah sekitar pukul 7 pagi dan memberitahu kami." Moyer menyatakan bahwa waktu itu cuaca cukup standar. "Tidak ada yang luar biasa tentang hal itu. Seperti hari-hari biasanya, namun kami berada di bawah serangan."
Sementara Paul Stillwell, Mantan Direktur Sejarah US Naval Institute, menjelaskan bahwa dampak cuaca sebenarnya secara tidak langsung juga menguntungkan AS. "USS Enterprise (CV-6) berangkat dari Pulau Wake dan dijadwalkan tiba pada pagi tanggal 7, namun ditunda karena laut yang buruk," katanya. "Kapal terlambat tiba di Pearl Harbor dan karena itu tidak hadir saat serangan berlangsung. Enterprise memainkan peran penting sepanjang sisa perang. Dan jika itu terjadi di pelabuhan pada hari itu, segala hal mungkin sangat berbeda ."
Dalam pidatonya tanggal 8 Desember 1941, Presiden Franklin D. Roosevelt mengungkapkan bahwa serangan itu sengaja direncanakan selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu sebelumnya. Tengtang hal ini, US Naval Institute juga mengatakan bahwa mata-mata Jepang, Takeo Yoshikawa, memberi informasi tentang gerakan-gerakan kapal di pangkalan angkatan laut AS itu beserta kondisi cuaca. Setelah memutuskan jumlah maksimal kapal yang akan berada di pelabuhan pada pagi hari tanggal 7 Desember, Yoshikawa memberitahu komandannya untuk bergerak maju.
Mantan perawat tentara angkatan laut, Milton Moyer, masih mengingat saat ia mendengar berita tentang penyerangan itu. "Saya berada di rumah di Gettysburg ketika kami mengetahui tentang serangan itu. Kami tidak memiliki radio pada saat itu. Tetapi, seorang teman kami dating ke rumah sekitar pukul 7 pagi dan memberitahu kami." Moyer menyatakan bahwa waktu itu cuaca cukup standar. "Tidak ada yang luar biasa tentang hal itu. Seperti hari-hari biasanya, namun kami berada di bawah serangan."
No comments :
Post a Comment