11.06.2012

Potret Ketertiban Masyarakat Aztek

Orang Spanyol yang mendarat di Meksiko Kuno heran meliahat kemajuan sosial masyarakat Aztek yang menyembah berhala itu. “Orang tentu kagum akan tata tertib serta kerapian pemerintahan yang berlaku di seluruh wilayahnya,” demikian tulis sang penakluk, Hernan Cortes, kepada Madrid. Di bawah pemerintahan Moktezuma, perekonomian Aztek cukup teratur, memiliki kelas penguasa berdasarkan keturunan maupun kemampuan, pengadilan tinggi dan rendah serta kode etik kuat yang menjunjung keluarga dan masyarakat di atas segala-galanya.
Untunglah, sebelum menghancurkan kebanyakan kebiasaan lama itu, para penjajah minta dibuatkan puluhan naskah tentang masyarakat Aztek. Salah satu naskah terbaik adalah Kodeks Mendoza yang dipesan pada tahun 1541 oleh Gubernur Antonio de Mendoza untuk diberikan kepada Raja Carlos V. Laporan yang digambar oleh seniman Aztek dan dibubuhi teks oleh pendeta Spanyol itu dengan hidup menyoroti kehidupan masyarakat Aztek. Berikut ini beberapa kehidupan masyarakat Aztek yang diungkap dalam Kodeks Mendoza.
Bimbingan Masa Kanak-kanak
Kehidupan rumah tangga dalam keluarga Aztek yang ideal begitu disiplin dan hangat. Orang tua mempunyai hubungan yang akrab dengan anak-anaknya dan membesarkan mereka dengan aturan yang ketat. Pada umur tiga tahun, anak mendapatkan mainan yang menyerupai benda sesungguhnya, misalnya alat tenun atau batu penggiling kecil dan mulai diajari melakukan tugas-tugas rumah tangga tertentu. Pada umur enam tahun, anak akan mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar dan pada umur 13-15 tahun mulai mendapat latihan kerja yang teratur, misalnya membawa pulang rumput gelagah dengan kano, menggiling jagung menjadi tepung ataupun menenun.
Ketika anak-anak mulai menapak dewasa, orang tua memberi nasehat dan membimbing mereka sampai mendapatkan pekerjaan. Orang tua memberi petunjuk tentang pekerjaan-pekerjaan yang menarik dan memperingatkan bahaya menjadi penggunjing, pencuri, gelandangan dan pemabuk.
Perkawinan 

Tata tertib ketat dalam pendidikan anak berlanjut ke masa dewasa. Perkawinan seyogyanya dilakukan bila usia pemuda mencapai 20 tahun dan gadis berusia 14-16 tahun. Seorang pria Aztek boleh memiliki lebih dari satu istri selama ia sanggup menafkahi sitri-istrinya. Perkawinan masyarakat Aztek sendiri di atur oleh kedua keluarga―kadang kala atas petunjuk rahasia dari pasangan calon mempelai. Setelah tercapai persetujuan, keluarga si pemuda mengirim dua wanita tua untuk merundingkan perkawinan dengan orang tua calon mempelai wanita.
Pada malam yang ditetapkan untuk upacara, si gadis dibawa ke rumah mempelai pria: gadis bangsawan diusung dengan tandu, sedangkan gadis jelata digendong seorang wanita tua diiringi wanita-wanita lain yang membawa obor dari dahan-dahan pinus untuk menerangi jalan. Dalam upacara di depan perapian, kedua mempelai dipersatukan secara resmi dengan cara mengikatkan baju mempelai pria pada baju mempelai wanita. Sesudah pesta, dengan sajian banyak bir bagi anggota keluarga yang tua, pasangan tadi mengundurkan diri untuk membakar dupa dan berdoa kepada dewa-dewa selama empat hari, lalu baru melaksanakan perkawinan secara sah. Bila melahirkan anak, maka kelahiran itu akan dirayakan.
Hukuman
Setelah perkawinan, tata cara Aztek yang ketat itu mengatur setiap sendi kehidupan keluarga. Jika anak melangggarnya, orang tua berhak mengasapi mereka, menusuk mereka dengan duri atau membiarkan mereka di tempat becek. Bila orang dewasa yang melakukan pelanggaran yang berakibat jauh lebih keras, seperti mencuri, mabuk (dianggap sebagai sumber perbuatan paling jahat) dan berzinah, mereka akan dihukum mati di depan umum. Caranya, dilempari batu sampai mati.
Upacara Penyucian dan Permainan Suci
Aktifitas sehari-hari, seperti mandi dan bermain pun diatur dengan ketat. Rumah orang terpandang biasanya membangun bangunan mirip sauna di luar rumah, sedangkan orang kebanyakan mandi di kolam atau sungai. Mandi upa bagi orang kebanyakan hany dilakukan pada waktu-waktu tertentu, seperti penyucian pengantin baru atau penyucian ibu-ibu sebelum dan sesudah melahirkan.
Permainan Aztek, walaupun dinikmati sebagai hiburan, hampir selalu bermakna suci. Permainan yan g disukai, yaitu memanjat tiang yang merupakan bagian penting dari perayaan keagamaan. Permainan lainnya disebut patoli yang dimainkan pada papa 52 petak. Angka 52 melambangkan banyaknya tahun dalam abad Aztek. Konon, permainan ini untuk meramal kejadian mendatang, tetapi juga merupakan dalih untuk bertaruh secara besar-besaran.
Agama
Sekelompok dewa dan upacara keagamaan yang sangat terperinci mendasari seluruh kehidupan Aztek. Sekurang-kurangnya setengah dari setiap bulan digunakan untuk upacara keagamaan. Upacar biasanya dimulai dengan tarian dan nyayian saat matahari terbenam. Berjam-jam para prajurit dan para wanita berpegangan tangan, menyelip-nyelip di antara deretan pembawa obor, sambil menyanyi dan bersuara lantang secara berirama sampau larut malam. Sesudah 10 malam berturut-turut, upacara itu memuncak pada pengurbanan.
Dewa yang acap kali dihormati adalah Miktlantekuhtli, Dewa Kematian bermuka tengkorak, yang memerintah dunia akhirat Aztek dari daerah neraka kesembilan, yaitu daerah neraka paling rendah. Dewa-dewa lain ialah Huitzilopochtli, Dewa Matahari, dan Tlalok, Dewa Hujan. Sampai saat ini, di pedalaman Meksiko, dewa-dewa kuno itu masih disembah bersama dewa yang baru dan kadang kalau lama tidak turun hujan diadakan kurban berupa ayam atau kalkun.

No comments:

Post a Comment