11.17.2012

Peran Merpati Dalam Sejarah Perang

Pada zaman kuno merpati merupakan cara tercepat untuk mengirim pesan. Ada tulisan yang melaporkan bahwa Raja Persia, Cyrus, menggunakan merpati untuk mengirim informasi, dan Yunani menggunakan burung tersebut untuk mengirimkan berita kemenangan olimpiade. Begitu pula dengan Julius Caesar yang menggunakan merpati untuk membawa pesan penting.
Selama abad ke-8, di Prancis, hanya para bangsawan yang boleh memiliki merpati dan burung-burung lain yang dianggap sebagai simbol kekuasaan dan prestise. Hal ini berlangsung sampai revolusi Perancis di mana semua orang bisa memiliki burung-burung tersebut. Pada tahun 1870, ketika perang Perancis-Prusia pecah, orang-orang di Paris yang terkepung menggunakan balon udara untuk membawa keranjang merpati dan surat-surat ke luar kota sehingga orang-orang di pedesaan Perancis bisa mengirim pesan kembali ke Paris melalui merpati. Alhasil, mereka tetap bisa menjaga komunikasi dan mempertahankan harapan dan moral selama perang. Menurut sejarawan, selama pengepungan yang berlangsung empat bulan tersebut sekitar 400 ekor merpati menyampaikan hampir 115.000 pesan untuk pemerintah dan sekitar satu juta pesan pribadi.
Banyaknya pesan yang bisa dibawa oleh seekor merpati tak lepas dari microfotografi yang dikembangkan di Inggris. Dengan microfotografi, seekor merpati dapat mengangkut sebanyak 30.000 pesan, termasuk petunjuk militer.
Pada 1914, ketika Perang Dunia I pecah, peran merpati semakin diakui. Tentara-tentara negara kombatan menggunakannya dalam komunikasi perang mereka. Jenderal Amerika Serikat, John Pershing, yang kegunaan merpati segera memerintahkan Army Signal Corp untuk mulai menyusun sistem komunikasi merpati mereka. Diyakini bahwa lebih dari setengah juta merpati yang digunakan oleh tentara sebagai komunikasi yang handal. Burung spesial ini memiliki 95 persen tingkat keberhasilan dalam menyampaikan pesan dan terbukti mendukung kelangsungan hidup tentara di garis depan. Oleh karena itu, pantaslah bila merpati disebut pahlawan dan dianugerahi medali.
Salah satu cerita paling terkenal yang terkait dengan merpati dalam Perang Dunia I datang dari “battalion yang hilang” di Perancis yang diselamatkan oleh seekor merpati bernama Cher Ami. Kala itu, sebuah batalion yang terdiri dari 600 prajurit sedang dihujani peluru karena mereka maju terlalu jauh ke wilayah musuh. Satu-satunya harapan mereka melakukan komunikasi lewat merpati dan Cher Ami memberikan semuanya. Para prajurit Jerman yang melihat Cher Ami terbang mulai menembaknya. Mereka memang berhasil melukai Cher Ami, tapi tidak bisa mencegah Cher Ami untuk terbang sejauh 25 mil kembali ke pos komando. Cher Ami pun tiba di pos komando dengan satu mata tertembak, sebutir peluru di dada dan sebagian kaki hilang. Beruntung, kapsul pesan masih menempel pada tendonnya. Pesan yang dibawa Cher Ami itu pun sukses menghentikan tembakan dan menyelamatkan batalion yang nyaris binasa itu. Setelah sembuh, Cher Ami menerima penghargaan service cross dan dibawa kembali ke Amerika sampai ajal menjemputnya pada tahun 1919. Cher Ami kemudian dipamerkan di Smithsonian Institute.
Ketika Perang Dunia II pecah, lagi-lagi merpati menunjukkan kiprahnya. Kedua belah blok yang saling bertikai sama-sama memanfaatkan kesetiaan merpati. Mungkin tidak banyak yang tahu jika kepala SS, Hemlic Hemmler, juga pernah menjabat kepala organisasi merpati nasional. Ia merasa bahwa Nazi akan mendapatkan keuntungan dengan mengambil alih organisasi merpati nasional. Pihak Jerman memiliki 50.000 burung siap tempur. Tetapi, di pihak Amerika, Army Signal Corp tidak mempertahankan program merpatinya dan membangunnya kembali. Korps kemudian meminta merpati dari peternak sebagai bentuk sumbangan dan mencari wajib militer baru yang memiliki latar belakang ungags, khususnya merpati, untuk dipekerjakan sebagai pelatih merpati (pigeoneer).
Meskipun saat itu sudah ada radio, tetapi pada saat-saat ketika keheningan radio diperlukan, merpati menjadi pilihan yang sangat baik. Merpati juga menjadi sarana pengintai udara untuk memperoleh informasi tentang kekuatan pasukan dan lokasi musuh: sebuah kamera akan dipasang di bagian bawah merpati dan diterbangkan ke belakang garis musuh. Kadang-kadang, merpati-merpati itu diminta untuk melintasi Selat Inggris, antara Inggris dan Perancis.
Untuk menanggulangi keterampilan merpati pos, Inggris dan Jerman mengembangkan program burung elang. Tapi, resikonya burung-burung elang justru akan menghambat merpati mereka sendiri dan menghentikan komunikasi yang dimaksud. Setelah Perang Dunia II berakhir, pada tahun 1956 Angkatan Darat Amerika Serikat menutup Korps Merpatinya. Pelayanan merpati sempat terhenti sampai tahun 1970 hingga US Coast Guard mulai menggunakan mereka lagi.
Daftar merpati-merpati yang mendapatkan penghargaan “Dicken Medal.”
  1. NEHU.40.NS.1 - Blue Cheq. Hen "Winkie"
  2. MEPS.43.1263 - Red Cheq. Cock "George"
  3. SURP.41.L.3089 - White Hen "White Vision"
  4. NPS.41.NS.4230 - "Beachbomber"
  5. NPS.42.31066 - Grizzle Cock "Gustav"
  6. NPS.43.94451 - Dark Cheq. Cock "Paddy"
  7. NURP.36.JH.190 - Dark Cheq. Hen "Kenley Lass"
  8. NURP.38.EGU.242 - Red Cheq. Cock "Commando"
  9. NPS.42.NS.44802 - Dark Cheq. Cock "Flying Dutchman"
  10. NURP.40.GVIS.453- Blue Cock "Royal Blue"
  11. NURP.41.A.2164 - "Dutch Coast"
  12. NPS.41.NS.2862 - Blue Cock "Navy Blue"
  13. NPS.42.NS.15125 - Mealy Cock "William of Orange"
  14. NPS.43.29018 - Dark Cheq. Cock "Ruhr Express"
  15. NPS.42.21610 - B.C. Hen "Scotch Lass"
  16. NU.41.HQ.4373 - Blue Cock "Billy"
  17. NURP.39.NRS.144 - Red Cock "Cologne"
  18. NPS.42.36392 - "Maquis"
  19. NPS.42.NS.7542 –
  20. 41.BA.2793 - "Broad Arrow"
  21. NURP.39.SDS.39 - "All Alone"
  22. NURP.37.CEN.335 - "Mercury"
  23. NURP.38.BPC.6 –
  24. DD.43.T.139 –
  25. DDD.43.Q.879 –
  26. NURP.41.SBC.219 - Cock "Duke of Normandy"
  27. NURP.43.CC.2418 - B.C. Hen
  28. NURP.40.WLE.249 - "Mary"
  29. NURP.41.DHZ.56 - "Tommy"
  30. 42.WD.593 - "Princess"
  31. USA.43.SC.6390 - "G.I. Joe"

No comments:

Post a Comment