Sebagaimana Candi Borobudur ataupun Prambanan, Angkor Wat juga tersohor sebagai situs warisan dunia dengan kemegahan dan keeksotikannya. Dibangun pada abad ke-12 oleh Raja Suryawarman II, bangunan yang masih berdiri kokoh di atas areal seluas 200 hektar ini terdiri dari lima menara dengan candi-candi kecil di sekitarnya.
Melihat lokasinya, tentu bukan perkara mudah untuk membangunnya. Bagaimana bongkahan-bongkahan batu yang sedemikian besar itu sampai di di lokasi pun menjadi tanda tanya. Padahal, untuk membangun kuil tersebut dibutuhkan sekitar 5 juta sampai 10 juta batu di mana beberapa batu beratnya ada yang mencapai 1500 kg. Nah, tanda tanya tersebut akhirnya dijawab oleh Estuo Uchida dari Universita Waseda bersama timnya.
Arkeolog mengetahui bahwa batu yang digunakan untuk membangun Angkor Wat berasal dari tambang-tambang yang berada di dasar gunung, yang letaknya berdekatan dengan situs. Uchida dan timnya berhasil menemukan 50 tambang di sepanjang tanggul di dasar gunung Kulen. Sebelumnya, ada anggapan bahwa batu-batu tersebut diangkut ke danau Tone Slap melalui kanal, kemudian mereka mendayung dengan melawan arus melalui sungai lain hingga mencapai lokasi kuil. Tetapi, dengan menggunakan citra satelit, Uchida bersama timnya menemukan grid (jaringan) dari ratusan kanal yang menghubungkan tambang dengan lokasi kuil. Dengan menggunakan akses ini, jarak antara tambang dengan situs hanya sekitar 37 kilometer. Lebih dekat dibandingkan melalui jalur sungai yang memerlukan jarak sekitar 90 kilometer.
referensi
Kredit: Alexey Stiop |
Arkeolog mengetahui bahwa batu yang digunakan untuk membangun Angkor Wat berasal dari tambang-tambang yang berada di dasar gunung, yang letaknya berdekatan dengan situs. Uchida dan timnya berhasil menemukan 50 tambang di sepanjang tanggul di dasar gunung Kulen. Sebelumnya, ada anggapan bahwa batu-batu tersebut diangkut ke danau Tone Slap melalui kanal, kemudian mereka mendayung dengan melawan arus melalui sungai lain hingga mencapai lokasi kuil. Tetapi, dengan menggunakan citra satelit, Uchida bersama timnya menemukan grid (jaringan) dari ratusan kanal yang menghubungkan tambang dengan lokasi kuil. Dengan menggunakan akses ini, jarak antara tambang dengan situs hanya sekitar 37 kilometer. Lebih dekat dibandingkan melalui jalur sungai yang memerlukan jarak sekitar 90 kilometer.
referensi
No comments:
Post a Comment